Tuesday, September 26, 2006

Ayers Rock, Monolit Berkilau



Jika banyak orang yang terpesona oleh keindahan warna batu perhiasan atau atau permata, batu yang satu ini punya pesona tersendiri. Bukit berbatu Ayers atau Ayers Rock (Uluru), bisa mengeluarkan warna memukau… Bayangkan, bukit bebatuan yang lazimnya berwarna gelap ini justru bisa berubah warna menjadi kemerahan… Kok, bisa?

Kawasan Evolusi Alam

Benua Australia merupakan benua paling datar di dunia. Salah satu kawasan bentang alam yang terdapat di benua ini adalah kawasan plato barat, yakni kawasan luas yang dulunya merupakan ketinggian tetapi makin aus akibat erosi. Sejumlah batu yang ada di derah ini juga merupakan batu tertua di dunia. Usianya diperkirakan lebih dari 3.000 juta tahun. Sayangnya, erosi yang terjadi selama jutaan tahun membuatnya aus.

Di kawasan plato barat ini antara lain terdapat Plato Hammersley, Plato Kimberley, dan Plato Tanah Arnhem. Selain itu juga terdapat pegunungan yang sangat rendah seperti pegununvan Macdonnel dan Musgrave. Tapi yang mungkin paling menarik adalah di sana terdapat monolit (batu besar) raksasa yang disebut Ayers Rock atau Uluru.

Ayers Rock adalah monolit atau batu raksasa terbesar di dunia. Tingginya sekitar 348 meter. Yang unik dari Ayers Rock adalah warna bukit batunya bisa berubah tergantung dari posisi matahari, juga kondisi debu, kabut yang menyelubungi, dan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan atsmosfir.

Ayers Rock bisa berubah warna dari warna merah api, lembayung muda yang lembut, biru, merah muda, dan coklat. Ayers Rock terdiri atas sususan pasir yang rapi, batu kerikil, dan batu besar yang terkikis di sana pada ribuan tahun yang lalu oleh gletser. Kumpulan batu kecil secara berkelanjutan terangkat oleh tekanan bawah tanah yang membentuk jajaran pegunungan. Curah hujan yang turun membuat selubung perak di seluruh bebatuan itu. Hm..indahnya….

Daerah Berbatu yang Menawan

Secara umum, Ayers Rock berada di Northern Territory, yang meliputi hampir seperlima dari benua Australia. Di Northern Territory, keindahan alamnya memang sangat beragam. Ada wilayah yang berupa ngarai yang sangat besar, kawasan yang merupakan jajaran batu-batu polos, bukit-bukit pasir yang luas, laguna-laguna yang dalam, sungai-sungai yang berkelok, jurang-jurang yang curam namun menakjubkan, dan daerah berbukit batu yang tinggi.

Ada sebuah jalur berbahaya sepanjang 1.6 kilometer, atau 1 mil mendaki ke puncak Uluru. Jalur tersebut adalah sebuah rute perjalanan keramat. Suku Anangu yang merupakan penduduk asli setempat, lebih suka pengunjung yang menghormati wilayah mereka itu. Mereka berharap pengunjung memilih melintasi daerah itu dengan mengikuti jejak yang ada dekat Uluru, dan bukan dengan memanjatnya.

Areal pendakian di sebelah barat memang menyediakan akses menuju puncak yang hanya direkomendasikan bagi pengunjung yang kemampuan mendakinya di atas rata-rata. Jika ingin mendaki, sebaiknya jangan melenceng dari jalur yang disarankan. Sebab medan pendakian di lokasi tersebut cukup berbahaya. Selama beberapa tahun, sejumlah orang telah jatuh dari sana karena tak mampu menguasai medan pendakian. Lokasi yang paling banyak diminati para pendaki antara lain, Maggie’s Springs, Kangaroo Tail, dan The Brain.

Sementara itu, di belakangan pemandangan Ayers Rock, terdapat pegunungan Olgas yang terletak sekitar 25 km dari sana. Olgas atau yang oleh penduduk setempat dijuluki Katatjula merupakan kumpulan bebatuan, yang terbentuk akibat erosi dan bentangan waktu. Begitu indahnya pemandangan di sana, membuat lokasi tersebut menjadi sasaran favorit bagi perekam gambar professional.

Tempat Suci Aborigin

Ayers Rock atau yang penduduk setempat juluki Uluru, merupakan tempat yang suci bagi orang Aborigin. Menurut tradsisi penduduk asli setempat itu, penanggung jawab daerah Uluru adalah suku Anangua. Uluru dan daerah sekitarnya merupakan sebuah kawasan keramat bagi penduduk Anangu.

Di kaki pegunungan Ayers Rock bisa ditemukan sejumlah lukisan gua dan sejumlah pahatan yang dibuat ribuan tahun yang lampau oleh penduduk Anangu (yang terdiri dari suku Luritja , Yankuntjajara, dan Pitjantjatjara). Di area tersebut juga terdapat sejumlah tempat keramat yang tertutup untuk umum.

Uluru adalah nama yang diberikan oleh penduduk Anangu. Sedangkan nama Ayers Rock diberikan oleh penjelajah Eropa Ernest Giles yang pergi ke sana pada tahun 1872. Nama Ayers diambilnya dari nama Gubernur Australia Selatan pada saat itu, Sir Henry Ayers.

Pada tahun 1985, Pemerintah federal Australia mempertimbangkan bahwa masa depan Australia akan bisa lebih baik dengan memberikan pengelolaan Ayers Rock pada penduduk asli setempat. Dengan begitu, nilai-nilai warisan budaya dapat terjaga dengan lebih seksama. Penduduk Anangu juga bisa kembali menggunakan nama Uluru untuk monolit kebanggan mereka itu

Kini lokasi tersebut dibawah managemen penduduk setempat dan menjadi Taman Nasional. Penduduk menjalin kerjasama dengan Taman Australuia untuk mengelola Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta .

Menuju Uluru

Ada beberapa cara untuk mengunjungi Uluru. Jika ingin menggunakan jasa penerbangan, lapangan terbang terdekat berada di Alice Springs yang terletak sekitar 450km dari Uluru dan jarak tempuh sekitar 40 menit. Untuk menuju Alice Springs, tersedia beberapa jalur kereta api dari Sidney, Melbourne atau Perth yang mempunyai rute dari Adelaide.

Sedangkan perjalanan darat bisa ditempuh dari tiga jalan utama. Yakni dari Adelaide melalui Darwin, kota terdekat dengan Uluru. Bisa juga melalui Townsville ke Mt, Isa, atau dari perth melalui Victoria.

Untuk mencapai Ayers Rock, perjalanan bisa dimulai melalui kota Darwin, yang merupakan kota terdekat dengan Ayers Rock. Perjalanan darat menuju Ayers Rock ini akan mengajak para pengunjungnya untuk bisa menyaksikan sejumlah bebatuan milik penduduk Aborigin dan juga Sumur Mutitjulu.

Bagi yang gemar kemah wisata, alam terbuka di Uluru memang menjadi surga. Namun bagi yangtak suka kemah wisata, jangan khawatir… Di sekitar kawasan tersebut juga menyediakan akomodasi yang nyaman. Tapi jangan lupa, suhu yang cukup tinggi membuat kulit mudah terkena sengatan matahari dan juga dehidrasi. Karena itu jangan lupakan tabir surya, kacamata gelap, air minum yang cukup, serta.. tentu saja, kamera! ***Surien

DImuat di GOber NOstalgia 47, Gramedia Majalah
foto : www.australienbilder

No comments: