Tuesday, September 26, 2006

Stonehenge, Misteri yang Belum Terjawab

Stonehenge, adalah salah satu misteri alam yang hingga kini belum terpecahkan. Bagaimana dan untuk apa lingkaran batu raksasa itu dibuat hingga kini tak ada yang tahu.

Bentuk Unik

Stonehenge, yang terletak di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer barat laut Salisbury ini, merupakan salah satu misteri dunia yang belum terpecahkan. Monumen Neolitik ini berbentuk tumpukan batu besar yang berdiri dan berjajar melingkar, yang dikenal sebagai megalit. Istilah Stonehenge sendiri berasal dari bahasa Inggris kuno stanhen gist, yang artinya batu-batu bergantung. Di sekitar batu-batu tersebut terdapat celah parit atau lekukan yang mengelilingi Stonehenge.

Masih banyak kontroversi tentang kapan dibuatnya monument tersebut. Sebagian besar arkeolog berpendapat bahwa tempat tersebut dibangun sekitar tahun 2500 SM dan 2000 SM. Namun melalui lekukan tempat dasar pembuatan monumen tersebut, diketahui dibangun sekitar abad 3100 SM.

Ada beberapa dugaan bagaimana Stonehenge bisa terbentuk. Tulisan pertama yang dibuat pada abad ke-9, menggambarkan bahwa Stonehenge dibangun sebagai tugu peringatan atas 400 bangsawan yang dibunuh oleh Hengist pada tahun 472 karena dianggap berkhianat. Penjelasan tersebut oleh beberapa sejarawan lalu dikaitkan dengan sejumlah dongeng setempat.

Ada juga pendapat yang menghubungkan Stonehenge dengan peran kaum druids (para dukun pada masa itu—red) yang menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pemujaan. Bahkan tak sedikit yang percaya bahwa Stonehenge memang ada hubungannya dengan legenda Merlin, penyihir tersohor pada masa itu. Konon, batu-batu itu diterbangkan dari Irlandia dan dijatuhkan oleh penyihir Merlin. Namun pendapat yang menghubungkan dengan praktik perdukunan tersebut banyak dibantah, karena perdukunan belum ada di Inggris hingga tahun 250 sebelum Masehi.

Dugaan lain, tempat itu adalah sebuah candi milik bangsa Romawi, yang dipersembahkan untuk Dewa Cnelus. Sementara yang lainnya mengatakan bahwa Stonhenge didirikan oleh orang-orang Denmark. Hingga akhir abad ke-19 tempat itu lebih sering dihubung-hubungan dengan kepentingan ekpansi Saxon.

Sedangkan dugaan yang lebih ilmiah tentang fungsi Stonehenge adalah tempat yang digunakan untuk mengetahui perhitungan astronomi atau perhitungan kalender. Dari sana, para pengamat astronomi bisa meramal dan menandai berbagai peristiwa penting dalam kalender prasejarah. Misalnya saja untuk mengukur pergerakan matahari, bulan, dan bintang, sehingga waktu pergantian musim akan lebih mudah diketahui.

Bentuk unik.

Stonehenge terdiri dari batu-batuan yang disusun berdiri dan bertumpuk dengan pola melingkar. Di bagian pertama monumen Stongehenge terdapat lingkaran parit yang diameternya sekitar 115 meter dengan sebuah pintu gerbang di bagian timur laut. Di bagian luarnya terdapat sekitar 59 lubang yang dikenal sebagai lubang Aubrey (karena ditemuka oleh John Aubrey, ahli purbakala).

Beberapa lubang dan batu yang ada di sekitar Stonehenge dikenali juga sebagai tempat pemakaman. Selain adanya anggapan tempat tersebut dibuat sebagai tugu pembantaian oleh Hengist, dipercaya juga bahwa pada Zaman Perunggu (sekitar tahun 2.000 hingga 800 sebelum Masehi), Stonehenge memang sempat digunakan sebagai tempat upacara penguburan jenazah kepala wilayah setempat.

Banyak orang yang bertanya, mengapa bentuk lingkaran batu di Stonehenge dibuat semacam itu. Bentuk Stonehenge itu diyakini memiliki makna astronomi tertentu, dan dibangun berdasarkan pertimbangan yang matang dan akurat. Misalnya saja, sudut-sudut tertentu bisa dipakai untuk meneliti tentang posisi matahari dan bulan.

Batu-batu Raksasa

Selain bentuknya yang unik, hal lain yang masih misterius adalah bagaimana batu-batu raksasa Stonehenge bisa sampai ke Wiltshire. Sebab, jenis batu-batu tersebut dipercaya berasal paling tidak dari Wales, yang letaknya cukup jauh dari sana.

Ada orang yang percaya pada teori bahwa batu-batu itu sampai di Wiltshire akibat gletser . Tapi juga orang yang yakin bahwa batu-batu tersebut memang sengaja dibawa manusia dari Wales. Namun jika batu-batu tersebut memang di bawa oleh manusia, banyak yang menyangsikan batu-batu itu bisa diangkut dari Wales, mengingat ukuran batu yang besar dan medan yang tak terjangkau.

Untuk membuktikan teori yang menyatakan batu-batu tersebut dibawa oleh manusia pada zaman itu, pada tahun 2001 pernah dilakukan uji coba dengan membawa batu raksasa menggunakan tali dan balak, dengan mengarungi jalan darat dan laut dari Wales ke lokasi Stonehenge. Namun percobaan tersebut gagal dan kembali menyisakan pertanyaan bagaimana sebenarnya batu raksasa tersebut bisa sampai ke tempat itu. Untuk mengangkat dan membawa batu-batu raksasa yang beratnya mencapai puluhan ton itu diperlukan ratusan orang. Itulah sebabnya, mengapa sebagian orang menjadi percaya pada mitos bahwa batu raksasa itu sampai di sana karena upaya sihir.

Bayangkan saja, lingkaran batu pertama (yang kini menjadi lingkaran bagian dalam) terdiri dari batu-batu kecil jenis bluestone yang disusun ke atas. Batu-batu itu sepertinya runtuh sebelum selesai dibangun. Batu-batu tersebut dipercaya berasal dari pegunungan Prescelly, sekitar 240 mil dari Wiltshire.

Batu-batu bluestone itu masing-masing beratnya mencapai 4 ton. Untuk membuat lingkaran batu pertama saja paling tidak diperlukan kurang lebih sebanyak 80 batu.
Sedangkan batu-batu sarsen raksasa (yang membentuk lingkaran terluar), masing-masing beratnya mencapai 50 ton dengan jumlah yang lebih banyak lagi.

Misteri lain dari Stonehenge adalah, tiga lapisan tumpukan batu itu tidak terbentuk sekaligus, melainkan setahap demi setahap. Tentu saja, dengan proses yang hingga kini belum diketahui seperti apa pastinya.

Karena misteri dan keunikannya, Stonehenge telah masuk dalam salah satu World Heritages sites UNESCO pada tahun 1986. Stonehenge juga bisa dikunjungi sebagai tempat pariwisata.
Jika dulu para pelancong bisa bebas memasuki wilayah Stonehenge dan boleh menyentuh batu-batu, kini tidak lagi. Lokasi Stonehenge telah dikelilingi tali pembatas sehingga pelancong hanya bisa melihat dari jarak satu setengah meter. Ini untuk mengindari stangan-tangan jahil yang bisa merusak Stonehenge. Meski demikian, keindahan dan misteri Stonehenge tetap membuat banyak orang penasaran untuk berkunjung ke sana
. **surien

dimuat di gober nostalgia, gramedia majalah

Kahlil Gibran, Sang Pujangga Cinta


"...pabila cinta memanggilmu... ikutilah dia walau jalannya berliku-liku... Dan, pabila sayapnya merangkummu... pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..." Itulah penggalan syair cinta karya sastrawan besar ini. Lewat tulisan-tulisannya, mengalir untaian kata-kata menawan tentang cinta dan kehidupan.

Hijrah ke Amerika Sejak Kecil Gibran, demikian nama sang pujangga besar ini saat dilahirkan di Beshari, Lebanon, pada 6 Januari 1883, dari rahim ibu bernama Kamilah. Nama Gibran lalu dilengkapi menjadi Gibran Kahlil Gibran, yang diambil dari nama ayahnya, Kahlil Gibran. Kahlil Gibran sendiri merupakan suami kedua Kamilah. Gibran memiliki seorang kakak tiri, bernama Butros, dan dua adik kandung yang perempuan bernama Sultanah dan Miriana. Sejak usia 10 tahun Gibran cilik pindah ke Amerika, tepatnya di Cinatown, Boston, bersama ibu dan ketiga saudaranya. Sedangkan ayahnya tetap tinggal di Lebanon.

Di Boston, Gibran bertemu dengan sejumlah seniman Bohemian yang sedikit banyak memperkenalkan wawasan seni padanya. Gibran secara serius belajar di sekolah al-Hikmah. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar berbagai ilmu. Diantaranya, kesusastraan Arab kuno dan modern. Gibran lalu pergi ke Prancis pada tahun 1902. Di Prancis ini Gibran antara lain menjadi pemandu dan penerjemah bagi sebuah keluarga asal Amerika yang ada di sana. Gibran juga sempat mempelajari seni rupa pada sejumlah seniman Prancis. Sayangnya, baru setahun di sana, ia harus kembali ke Boston karena mendengar Sultanah meninggal dunia dan ibunya juga sakit keras. Sesampainya di Boston, ternyata tak beberapa lama Boutros meninggal dunia dan disusul ibunya beberapa bulan kemudian. Semua saudara dan ibunya itu meninggal karena penyakit TBC.

Atas simpati Mary Haskel, pemilik Cambridge School, yang menjadi salah satu teman dekat, sekaligus pelindung, dan sponsor Gibran pada masa itu, Gibran berkesempatan pergi ke London untuk mempertajam kemampuannya sebagai pemikir dan seniman besar. Di sana dia belajar di Academie Julien dan Ecoles des beaux Arts, dan melahap berbagai karya sastra penulis Prancis dan Inggri kontemporer. Di antaranya karya William Blake.

Karya Blake itulah yang lalu banyak mempengaruhi pikiran dan seni karya Gibran. Setelah dari London, Gibran melanjutkan studinya ke Prancis. Gibran yang juga sempat mempelajari seni lukis, bertemu kembali dengan mantan teman sekolahnya di Al-Hikmah, yakni Yusuf al-Huwayik yang juga mahasiswa seni. Mereka lalu bersahabat dan ternyata memiliki aliran seni lukis yang sama, yakni setia pada tradisi klasik. Gibran lalu sempat mengadakan sejumlah pameran lukisan di Amerika.

Tahun 1912 Gibran pindah ke kota New York. Di kota inilah Gibran lalu menetap hingga akhir hayatnya. Terkenal sebagai Pujangga Cinta Dalam perjalanan karya sastranya, Gibran terkenal sebagai pujangga cinta. Banyak karyanya itu berasal dari kenyataan di sekitarnya, bahkan kisah hidupnya sendiri. Misalnya saja, ia menulis kisah cinta pertamanya yang tak berjalan mulus melalui “Sayap-Sayap Patah” (“The Broken Wings” ) sekitar tahun 1903. Sejumlah prosa dan puisi pendek lainnya juga banyak yang bertema cinta.

Namun selain cinta, Gibran juga banyak menuliskan karya sastra yang berkisah tentang berbagai perjuangan hidup. Sebagai kaum minoritas di negara yang besar saat itu, Gibran memang akrab melihat berbagai penindasan dan ketidakadilan pada kaum minoritas. Keprihatinannya itu lalu dituangkan dalam sejumlah karyanya.

Meski kisahnya miris atau berupa kecaman atas penindasan, tapi untaian bahasanya tetaplah karya sastra yang indah. Buku pertamanya yang diterbitkan dalam bahasa Arab pada tahun 1905 berjudul “Musik” (“al-Musikah” ). Sedangkan buku keduanya berjudul “Bidadari Lembah” (Nymph of the Valley”), yang merupakan kritikan tajam dirinya pada negara dan gereja saat itu. Dan dua minggu sebelum Gibran meninggal, ia sempat menerbitkan “The Earth Gods”.

Gibran menghembuskan napas terakhirnya pada 10 April 1931 di rumah sakit Vincent, New York. Ia meninggal karena penyakit yang sama seperti penyakit yang merenggut nyawa ibu dan saudara-saudaranya, yakni TBC paru. Ribuan orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir untuknya di bangsal pemakaman. Misa penghormatan jenazahnya dilakukan di Gereja Lady of Cedarz, Boston. Jenazahnya lalu dimasukkan dalam peti besi dan dibawa ke Lebanon melalui jalur darat dan tiba di Beirut pada 21 Agustus 1931. Gibran dimakamkan di Biara Mas Sarkis, Bisharri.

Untuk mengenang karya dan jasanya terhadap seni dunia, tak jauh dari makamnya itu pemerintah Lebanon membangun museum Kahlil Gibran. Hingga kini karya sastranya telah diterjemahkan dalam dua puluh bahasa. Kata-kata indah memang abadi dikenang. Seperti halnya karya Kahlil Gibran, yang akhirnya menjadi legenda bagi pemuja cinta. **Surien

dimuat di Gober nostalgia, Gramedia majalah
foto : www.geocities.com

Maldives, “Surga” yang Diterjang Tsunami


Sejak digoyang gempa dan badai Tsunami di penghujung tahun 2004, Pulau Maldives berubah menjadi kawasan reruntuhan. Sebelumnya, pulau yang di Indonesia dikenal sebagai Maladewa ini adalah objek pariwisata internasional untuk menikmati indah dan romantisnya kehidupan pantai.

Ditemukan Raja Sri Lanka

Legenda ditemukannya pulau yang terletak di barat daya Sri Lanka ini diawali dengan singgahnya Raja Koimala dari Sri Lanka bersama permaisuri, dan anaknya di Pulau karang Raa (salah satu tempat di Maldives). Raja Koimala dan permasurinya itu akhirnya menetap di Male, ( kini merupakan ibu kota Maldives- red) atas izin suku Giraavaru, yakni suku asli dari daerah setempat atau dari wilayah Pulau Kaafu.

Sejak tahun 1978, negara bekas jajahan Inggris yang kini berbentuk republik ini lalu berubah menjadi objek pariwisata. Banyak Suku Giraavaru yang meninggalkan Maldives karena kawasan itu menjadi lebih modern dan kurang tepat sebagai tempat mata pencaharian mereka. Hanya ratusan dari mereka yang masih terisisa dan menetap di Male.

Sebenarnya, siapa penduduk asli Maldives atau Maladewa ini sendiri masih misteri. Sebagian orang menyatakan bahwa penduduk asli Maladewa berasal dari Sri Lanka dan India Selatan. Namun sebagian lagi menyatakan bahwa mereka adalah orang ras Arya yang dulu berlayar dengan perahu alang-alang dari Lothal di Lembah Indus sekitar 4000 tahun lalu. Orang-orang suku Arya yang berlayar dari India dan Sri Lanka tersebut diyakini telah menetap di Maladewa sejak tahun 1500 sebelum Masehi.

Kawasan Multi Etnik

Dahulu Maladewa merupakan kawasan transit perdagangan internasional yang cukup ramai. Akibatnya, banyak pengaruh budaya dari para pengunjung dan pedagang yang datang ke sana, seperti pedagang dari Arab, Cina, dan India. Mereka biasanya membawa barang dagangan berupa kelapa, ikan asin, serta berbagai kerang yang indah.

Selain itu, banyak juga pengaruh budaya Islam yang masuk ke sana sekitar 1153 Sesudah Masehi. Juga ditemukan sejumlah bukti bahwa pengaruh Hindu dan Budha di tempat itu cukup kuat sebelum masuknya Islam.

Jadi, selain gaya berpakaian penduduk yang beragam, beberapa tempat di Maladewa juga mencerminkan betapa uniknya beragam etnik yang berkembang di sana. Sedangkan bahasa yang digunakan di kepulauan Maladewa adalah Dhivehi. Namun karena Maladewa merupakan objek pariwisata internasional, bahasa Inggris pun banyak digunakan di sana. Bahkan di sejumlah tempat peristirahatan, berbagai bahasa internasional sudah lazim dipakai, seperti bahasa Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.

Penduduk Paling Sedikit di Dunia

Kepulauan Maladewa terdiri atas sekitar 1.190 pulau-pulau karang, membentuk gugusan dengan 26 pulau-pulau besar. Terbentang sepanjang 820 kilometer dari utara selatan, dan 120 kilometer dari timur ke barat. 202 pulau diantaranya didiami penduduk, sedangkan sebanyak 87 pulau merupakan kepulauan tempat peristirahatan esklusif. Banyak para selebrities dunia yang sengaja berlibur ke tempat ini.

Jumlah penduduk Maladewa yang cuma sekitar 290 ribu jiwa membuat negara ini menjadi salah satu negara dengan penduduk paling sedikit di Asia. Seperempat penduduk Maladewa menetap di Male. Dengan luas Male yang tak seberapa itu, Male pun menjadi ibu kota negara yang paling kecil di dunia, lho. Meski demikian, di Male ini dibangun sejumlah gedung tinggi untuk kantor, dan tak ada kawasan pantai sama sekali. Namun dengan penataan kota yang rapi serta banyak pepohonan, membuat Male terlihat asri dan tak kalah menawan dengan pemandangan sejumlah tempat peristirahatan di dekat pantai.

Kawasan Pariwisata Pantai


Pantai Maladewa memang terkenal dengan pantainya yang bersih. Sinar matahari, pasir, dan laut yang indah adalah daya tarik utamanya. Apalagi di sana juga terdapat danau pinggir laut yang cukup besar dengan kedalaman yang beragam, serta bayangan laut berwarna biru kehijauan yang sangat menawan. Belum lagi taman karang bawah laut yang sangat mempesona. Para wisatawan juga bisa menikmati kegiatan memancing, bermain kano, menyelam, surfing, dan sebagainya. Semua itu menjadikan Maladewa bak surga bagi wisatwan yang ingin berlibur di daerah tropis.


Keaslian dan keindahan Maladewa sangat dijaga keseimbangannya agar habitat alam tak rusak atau bahkan lenyap. Itu sebabnya, di kawasan laut Maladewa masih terdapat hewan laut dengan spesies-spesies yang cukup langka. Selain itu, lahan yang dibangun untuk kawasan pariwisata dipertahankan tak lebih dari 20% luas keseluruhan. Gedung tinggi yang dibangun juga tak lebih dari tinggi pohon Palem.

Sayang, keindahan Maladewa terusik gelombang Tsunami yang datang tak disangka, menyapu sebagian besar wilayah pariwisata ini. Namun bagi pecinta kawasan romantis, keindahan Maladewa akan selalu dikenang dan dicari.**surien

Dimuat di Gober Tematis, Gramedia Majalah

Bunda Theresa, Berbagi Kasih untuk Umat Dunia

Di kesehariannya, perempuan yang dikenal sebagai Bunda Theresa ini selalu mengenakan pakaian sari India berwana putih polos dengan border biru, dan pin palang merah di dada kirinya untuk mengidentikan dirinya dengan kemiskinan. Hingga akhir hayatnya, beliau memang menghabiskan hidupnya untuk memperhatikan nasib orang-orang yang kurang kasih sayang dan tersisih. Tak heran jika saat beliau wafat, dunia pun merasa kehilangan…

Terbiasa Hidup Dermawan

Lahir di Skopje, Yugoslavia atau Macedonia pada 27 Agustus 1910, dengan nama Agnes Goncah Bojaxhiu, Bunda Theresa adalah bungsu dari tiga bersaudara. Orang tuanya, Drandafille Bojaxhiu dan Nikollë, adalah keluarga keturunan Albania. Ayahnya seorang kontraktor sukses dan terkenal. Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa.

Hidup di tengah keluarga Khatolik yang taat, membuat Bunda Theresa menjadi terbiasa berdoa setiap sore dan pergi beribadah ke gereja setiap hari. Beliau juga terbiasa dengan sikap keluarganya yang sangat murah hati dan memperhatikan kehidupan kaum miskin. Hal itulah yang lalu membentuk pribadi Bunda Theresa menjadi sosok yang penuh kasih terhadap sesama.

Pada usia 12 tahun, beliau merasa mendapat panggilan kuat untuk menjadi biarawati. Maka, saat berusia 18 tahun, Bunda Theresa memutuskan untuk menjadi biarawati. Beliau meninggalkan kampung halamannya menuju Dublin, Ireland dan bergabung dengan Biara Loretto. Setelah setahun di Ireland, Bunda Theresa lalu bergabung dengan Biara Loretto di Timur laut India,Darjeeling. Beliau melakukan sumpah biarawatinya pada tahun 1937. Nama Theresa diambilnya dari Santa Theresa dari Lisieux, santa pelindung biarawati asing.

Di Darjeeling inilah Bunda Theresa lalu menghabiskan waktunya selama tujuh belas tahun untuk mengajar dan menjadi kepala sekolah St. Nary, sebuah sekolah menengah atas di Calcutta.

Mendapat “Panggilan”

Suatu hari, pada 10 September 1946, dalam perjalalannya menuju Derjeeling untuk melakukan pelatihan spiritual selama 8 hari, beliau merasa mendapat “panggilan” dari Sang Pencipta untuk menjadi “pelayan”Nya dengan menolong kaum papa. Kurang dari setahun kemudian, beliau diizinkan keluar dari tugasnya dan pindah ke perkampungan kumuh di Calcutta untuk mendirikan sekolah pertamanya.

Suster Agnes yang dahulu adalah bekas muridnya, menjadi pengikut pertama Bunda Theresa. Segera sesudah itu para pengikut dan berdatangan untuk mendukung membuat sebuah organisasi biarawati religius yang dinamakan Missionaris of Charity (Para Biarawati Amal). Organisasi tersebut mendapat persetujuan Paus dan dikemudian hari dikenal sebagai sebuah jemaah suci pimpinan Paus yang berada dibawah kekuasaan Roma.

Misi organisasi tersebut, seperti yang dikatakan Bunda Theresa saat menerima Nobel Perdamaian adalah, “Untuk merawat orang-orang yang : kelaparan, tak memiliki pakaian, tuna wisna, lumpuh, buta, penderita kusta, semua manusia yang merasa tak diinginkan, tak dicintai, tak diperhatikan oleh masyarakat, orang-orang yang menjadi beban bagi masyarakat, dan dijauhi oleh semua orang”.

Para anggota jemaah itu juga memberikan empat sumpah biarawati dengan dukungan komunitas religius. Selain tiga sumpah dasar biarawati, yakni hidup dalam kemiskinan, kesederhanaan, dan ketaatan, mereka menambahkan sumpah keempat, yaitu wajib memberikan pelayanan pada rakyat miskin, yang oleh Bunda Theresa dianggap menggambarkan perwujudan harapan dari Kristus.

Pada tahun 1952 Bunda Theresa membuka Nirmal Hriday (“Pure Heart”), sebuah rumah penampungan yang terutama diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang sakit dan terlunta-lunta di jalan, serta hampir menjelang ajal. Bunda Theresa dan para biarawati yang lain membawa mereka ke Nirmal Hriday. Di rumah penampungan itu mereka dirawat sehingga orang termiskin pun bisa meninggal dengan damai dan bermartabat.

Usaha Bunda Theresa itu lalu menyebar ke seluruh dunia setelah pada 1965, Paus Paulus VI mengabulkan permohonan Bunda Theresa memperluas organisasinya ke negara-negara lain. Beliau dan para biarawati pengikutnya lalu membuka rumah-rumah perawatan di seputar India dan di belahan dunia lainnya. Mereka tetap melakukan misi mereka, yakni merawat para penduduk miskin yang terluka, menyejukkan penderitaan mereka, dan membuat mereka merasa dibutuhkan.

Rela Sakit dan Menderita

Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh Bunda Theresa yang kian lama makin kurus dan renta itu akhirnya jatuh sakit. Baik karena kondisi fisiknya yang melemah, mau pun tertular pasien yang dirawatnya.

Bunda Theresa sempat mendapat serangan jantung saat mengunjungi Paus Paulus II di Roma pada tahun 1985. Serangan jantung lainnya menimpa Bunda Theresa pada tahun 1989 yang mengharuskan beliau memakai alat pacu jantung. Saat berada di Tijuana, Mexico, pada tahun 1991, Bunda Theresa terkena pneumonia yang mengakibatkan gagal jantung. Lima tahun kemudian, Bunda Theresa terserang malaria, infeksi paru-paru dan lagi-lagi harus menjalani operasi jantung.

Penerima Berbagai Penghargaan

Atas dedikasi dan perjuangannya yang gigih itu, beliau memperoleh berbagai penghargaan kelas dunia. Misalnya saja pada tahun 1962, beliau menerima penghargaan Pandma Shri atas “pengabdian yang luar biasa”. Pada tahun 1971, Paus Paulus VI menganugrahinya dengan Hadiah perdamaian pertama dari Paus John XXXIII. Setahun kemudian pemerintah India menghadiahinya Jawaharlal Nehru Award for International Understanding.

Bunda Theresa juga memperoleh penghargaan bergensi Nobel Perdamaian pada tahun 1979. Tahun 1985 Presiden Amerika Ronald Reagen menganugrahinya Medal of Freedom, penghargaan tertinggi bagi masyarakat sipil. Pada tahun 1996, Bunda Theresa menjadi orang keempat di dunia yang menerima warga negara kehormatan Amerika.

Yang unik, saat menerima penghargaan Nobel Perdamaian, beliau meminta komite penyelenggara untuk membatalkan acara malam makan dalam rangka penyerahan penghargaan tersebut. Bunda Theresa meminta dana acara itu agar digunakan untuk memberi makan 400 anak miskin di India selama setahun.

Menjadi Inspirasi bagi Umat Dunia

Dalam merawat orang-orang yang kurang beruntung itu, Bunda Theresa selalu melakukannya dengan tulus dan penuh cinta. Hal itu lalu memberi inpirasi banyak orang untuk mengikuti apa yang diperbuatnya. Kini, lebih dari 5000 biarawati dan biarawan, serta relawan yang menjalankan sekitar 500 pusat organisasi yang mendunia, dimana mereka membantu memberi makan lima ratus ribu keluarga dan menolong sembilan puluh ribu penderita kusta setiap tahunnya.

Setelah kondisi fisiknya yang kian lama kian memburuk, perempuan yang penuh cinta ini akhirnya meninggal di usia 87 tahun, pada 13 September 1997. Beliau wafat, tepat 51 tahun setelah beliau merasa mendapat panggilan dan tugas suci dari Sang Pencipta.**Surien

Dimuat di Gober NOstlagia 47, Gramedia Majalah
foto : www.evgschool.org/mother%20theresa_small.jpg

Bram Stoker, Dikenang Karena Drakula


Salah satu kisah novel yang meleganda adalah kisah tentang Count Dracula . Novel horror ini meledak di pasaran dan tetap dikenang dalam sejarah fiksi. Bahkan bovel ini menjadi acuan dibuatnya film-film horror bertema Drakula. Penulisnya dulu justru adalah anak yang pemalu dan sakit-sakitan.

Waktu Kecil Sakit-sakitan

Bram Araham Stoker, sang penulis novel Dracula dilahirkan di Dublin, Irlandia pada 8 November 1847. Ayahnya tak lain adalah pegawai negeri dan ibunya adalah pekerja sukarela dan penulis. Stoker sendiri merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.

Pada masa kecilnya, Stoker adalah anak yang sakit-sakitan. Penyakit yang menyerang Stoker pada saat itu tak bisa diketahui dengan jelas oleh dokter. Maka, hingga usia tujuh tahun, Stoker lebih banyak menghabiskan hari-harinya di tempat tidur. Nah, di saat itu ibunya kerap membacakan kisah-kisah horror kepada Stoker. Kisah –kisah itulah yang tertanam betul dalam ingatan dan daya hayalnya.

Selain memiliki tubuh yang rentan, di masa remajanya Stoker lalu dikenal sebagai remaja yang pemalu dan kutu buku. Maka, untuk menutupi kekurangannya itu Stoker lalu beruusaha aktif di olaharaga sebagai atlet.

Dekat dengan Orang Penting

Stoker muda lalu menuntut ilmu di bidang matematika di Trinity College, Dublin. Saat menimba ilmu di universitas inilah Stoker berhasil menakklukkan sifat pemalunya.

Pada tahun 1876, Stoker bertemu dengan Sir Henry Irving, sang actor terkenal di masa itu. Dia menerima tawaran bekerja sebagai seketaris pribadi Irving dan bisnis manager Irving’s Lyceum Theater. Stoker lalu ikut tinggal di London pada tahun 1878. Stoker bekerja dengan setia untuk Irvings hingga aktor tersebut meninggal pada tahun 1906.Hubungan Stoker dengan Irving sangat baik dan dekat. Konon, Irvinglah yang menjadi tokoh acuan Stoker untuk novel “Dracula”-nya yang terkenal itu.

Stoker juga aktif di kegiatan kampusnya serta menjadi ketua komuniktas filosofis dan komunitas sejarah. Posisinya pada komunitas tersebut membuat Stoker berhubungan dengan para kaum elite di Dublin. Dia menjadi tamu tetap dari Sir William dan Lady Wilde, orang tua dari Oscar Wilde, seorang dramawan dari Inggris. Stoker ini sempat bersaing dengan Oscar Wilde untuk mempersunting Florence Balcome, seorang aktris cantik masa itu. Namun Florence memilik Stoker dan mereka lalu menikah pada tahun 1878 itu juga. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak bernama Noel, yang lair di tahun 1879.

Stoker sangat tertarik pada puisi romantis. Itu sebabnya selama masa study-nya di Trinity College, dia berkorespondensi secara aktif dengan Walt Whitman, seorang penyair dari Amerika. Hubungan mereka sangat baik hingga Whitman wafat.

Stoker juga lalu mencoba bekerja sebagai jurnalis paruh waktu, kritikus drama, editor pada media cetak “Evening Mail”, dan lalu kemudian sebagai editor di “Irish Echo”.

Aktif Menulis Buku

Setelah lulus kuliah di tahun 1867, dia lalu bekerja sebagai pegawai negeri di Dublin Castle. Bekerja sebagai pegawai negeri sebenarnya bukanlah keinginannya, melainkan usaha Stoker untuk menyenangkan hati ayahnya. Stoker muda sebenarnya ingin menjadi penulis, namun ayahnya ingin dirinya mengikuti jejak hidupnya sebagai pegawai negeri.

Selama hampir delapan tahu bekerja sebagai pegawai negeri, Stoker menulis beberapa buku. Diantaranya adalah kisah fantasi berjudul, “The Cyrstal Cup”, serial horor yang terdiri dari empat buku berjudul “The Chain of Destiny”, dan “The Shamrock”.

Sebelum meninggalkan Irlandia dan pindah ke London untuk bekerja dengan Irvings, Stoker sempat menerbitkan buku pertamannya berjudul “The Duties of Clerks of Petty Sessions in Ireland”. Buku ini sebenarnya adalah kisah pengalamannya saat dia bekerja sebagai pegawai negeri. Setelah pindah London mengikuti Iriving, Stoker juga mulai menulis serial novel dan cerita pendek. Cerpen pertamanya adalah “The Snake’s Pass”.

Saat pindah ke London, Stoker lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja untuk Irving ketimbang bersama keluarganya. Ada sejumlah tur rutin dan promosi yang selalu dilakukan di sepanjang Kepulauan Britania dan sepanjang Utara Amerika. Di masa-masa itulah Stoker menulis Novel terbaiknya, “Dracula” yang diterbitkan pada 1897.

Novel Dracula tersebut memang meledak di pasaran dan bahkan masih dicari pembaca hingga kini. Stoker menulis sekitar delapan puluh buku. Namun “Dracula” itulah novel yang paling sukses di pasaran. Setelah Irving meninggal, Stoker tetap menulis fiksi dan bekerja untuk sebuah surat kabar hingga dia meninggal di tahun 1912 pada usia 64 tahun karena terlalu letih.

Stoker Awards

Atas kesuksesan novel Dracula yang melegenda itu, kini setiap tahun Horror Writer’s Association (Perkumpulan Penulis Horor) mengadakan pemberian penghargaan dengan menggunakan nama Stoker. Penghargaan itu tak lain adalah Stoker awards.

Stoker Awards ini diadakan bukan sebagai kompetisi di antara para penulis horor, melainkan sebagai ajang untuk saling mendukung di antara sesama penulis. Bahkan penghargaan yang diberikan setiap tahun pada para penulis horor ini bukan sebagai tanda “penulis terbaik tahun ini” melainkan sebagai “Superior achievements”.

Penghargaan pertama Stoker Awards diberikan pertama pada 1988 dan tetap diadakan secara rutin hingga kini. Sejak tahun 2001, Stoker Awards diadakan untuk dua belas kategori. Sedangkan patung penghargaan Stoker Awards itu sendiri berbentuk rumah hantu yang penuh daya khayal setinggi delapan inci . Patung ini sengaja dirancang oleh pematung terkenal, Steven Kirk.

Begitulah sepanjang masa dengan berbagai cara. Bram Stoker membuktikan hal itu. Bahkan hingga kini, belum ada novel horor yang mampu mengalahkan popularitas dan kesuksesan dari novel Dracula-nya, yakni kisah yang berangkat dari dongeng sebelum tidur dari ibunya dulu.**Surien

Dimuat di gober nostalgi 48, gramedia majalah
Foto : eric.b.olsen.tripod.com

Aneka Kapal dari Zaman ke Zaman


Sejak dulu, kapal laut menjadi sarana penting bagi manusia untuk melakukan perjalanan antarpulau bahkan benua. Kini karena kecanggihan teknologi, kapal bahkan bisa dibuat laksana istana berjalan.

Transportasi Tertua

Di bumi yang mayoritas bagiannya adalah lautan, perahu dan kapal layar menjadi alat transportasi tertua yang digunakan sejak 5000 tahun yang lalu. Adalah penduduk Mesir Kuno yang menemukan cara kerja kapal layar. Dengan meletakkan layar pada perahu, maka angin akan meniup layar tersebut dan mendorong perahu hingga bisa berjalan lebih laju dan kuat.

Di tahun-tahun berikutnya, temuan sederhana itu menjadi ide cemerlang bagi pembuatan kapal layar yang ukurannya jauh lebih besar. Kapal layar besar itu antara lain digunakan untuk membawa kargo atau barang-barang, membawa penumpang, hingga berperang atau mencari harta karun. Misalnya saja Kapal Galleon milik Spanyol, yang digunakan untuk berperang melawan Amerika pada tahun 1.500-an. Selain dilengkapi dengan sejumlah layar kapal yang lebar, kapal tersebut juga dilengkapi sejumlah meriam.

Kini kapal layar ringan (yacht) masih sering digunakan untuk kepentingan lomba. Lomba ini sering berupa adu ketangkasan untuk mengendalikan kapal layar di tengah ombak dan cuaca yang kadang tak bersahabat.

Kapal Uap, Kapal Cepat

Setelah pembuatan kapal layar makin berkembang dan kebutuhan berlayar yang lebih cepat mulai dirasakan, kapal uap kemudian menjadi primadona transportasi baru. Tahun 1807, akhirnya Clermont, yakni kapal uap pertama yang berhasil diciptakan mulai melakukan perjalanan lautnya. Rute awalnya adalah Sungai Hudson,Amerika ke Albania.
Setelah itu pada tahun 1812, kapal uap lainnya juga mulai dioperasikan, yakni dari New Orleans, Amerika Serikat untuk mengarungi sungai Misisipi.

Cara kerja mesin uap pada kapal tersebut adalah dengan mengandalkan mesin uap yang menggerakkan roda kayuh yang ada di buritan. Gerakan roda tersebut menyebabkan kapal bisa terdorong dengan lebih kencang.

Awalnya dulu, kapal mesin uap digunakan di sepanjang rute sungai untuk mengangat barang-barang perdagangan, lalu mulai dipakai untuk mengangkut penumpang juga. Sedangkan kapal uap yang ukurannya lebih besar lagi dan digunakan khusus untuk mengangkut penumpang, disebut kapal samudra.Umumnya kapal tersebut memang digunakan untuk mengarungi samudra dan dengan konsep yang lebih mewah. Hingga saat ini, sejumlah kapal uap masih digunakan di beberapa negara untuk kepentingan wisata.

Transportasi Perang

Seperti yang telah disebutkan di awal, sejak zaman dulu kapal digunakan sebagai transportasi perang. Mereka akan berlayar ke berbagai tempat untuk merompak kapal lain atau berburu harta karun. Dalam misi mereka itulah perang pasti tak terelakkan.

Seperti yang dilakukan oleh orang Yunani Kuno pada tahun 400SM. Mereka membuat kapal perang yang disebut Trireme. Setiap sisi kapal tersebut menyediakan tempat untuk 85 pendayung. Jika mereka bertemu dengan kapal musuh, para pendayung itu akan mengayuh sekuat tenaga sehingga kapal bisa berlayar dengan kecepatan tinnggi dan menenggelamkan kapal musuh.

Situasi dunia makin memungkinkan terjadinya perang yang membutuhkan berbagai alat transportasi dan perang yang makin canggih. Berbagai kapal lalu sengaja dibuat untuk kepentingan perang.

Di tahun 1600-an, kapal-kapal perang memiliki barisan meriam tembak dalam lubang-lubang yang ada dalam lambung kapal. Namun cara tersebut memiliki risiko tinggi. Sebab meriam bisa meledak sewaktu-waktu dan berisiko meledakkan kapal itu sendiri. Hal tersebut antara lain terjadi pada kapal perang Wasa milik Swedia yang meledak dan tenggelam di pelabuhan Stockholm pada tahun 1628.

Saat ini, kapal perang tak sekedar mengandalkan kecepatan seperti Triereme atau meriam seperti Kapal Galleon lagi. Kini kapal perang dibuat makin canggih. Sejumlah negara memiliki kapal induk. Kapal berukuran raksasa itu dilengkapi dengan tempat penyimpanan sejumlah pesawat tempur, area lepas landas pesawat, pesawat pembom yang canggih, juga elevator untuk membawa pesawat tempur dari tempat penyimpanan ke dek penerbangan, berbagai antena radio dan radar yang canggih, tempat tinggal awak kapal dan pasukan tempur, serta masih banyak lagi.

Pengangkut Barang

Salah satu keuntungan besar ditemukannya trasnportasi kapal adalah berkembangnya usaha perdagangan antartempat atau negara. Lihat saja Orang Romawi Kuno. Mereka telah menggunakan kapal layar kayu untuk mengangkut barang sejak sekitar tahun 200. Saat itu mereka membawa padi dari Mesir dengan kapal yang panjangnya 55 meter. Selain padi, mereka juga membawa sejumlah budak dan tawanan.

Lalu ada juga kapal kargo Cutty Sark milik Inggris, yang digunakan pada tahun 1800-an untuk mengangkut teh Cina ke Eropa dan Amerika. Pada saat itu, kapal ini merupakan kapal layar kargo yang terbesar dan tercepat (dibanding kapal kargo lainnya).

Mengangkut barang melalui kapal bukan berarti tak memiliki risiko. Tapi kapal justru menjadi pilihan karena biaya yang lebih murah dibandingkan mengirim barang melalui pesawat terbang. Bahkan lebih dari sembilan puluh persen, perdagangan di dunia saat ini menggunakan jasa kapal. Karena itu kini kapal khusus pengangkut barang atau kapal kargo dibuat lebih besar, kuat, dan canggih.

Untuk keamanan dan efisiensi pengangkutan barang, kapal kargo didisain sedemikian rupa sehingga mampu mengangkut kargo dalam jumlah besar yang juga berat secara aman.
Kapal-kapal kargo masa kini biasanya memiliki lambung kapal yang besar dan luas, yang menyerupai gudang. Selain itu kapal biasanya didisain seperti sel sebagai tempat menyimpan kargo dalam peti kemas ukuran tertentu. Bahkan sejumlah kapal kargo besar juga bisa sekaligus mengangkut beberapa truk atau mobil pengangkut barang.

Transportasi Wisata

Keindahan laut dan kenyamanan perjalanan menjadi aset jual utama dalam wisata laut. Itulah sebabnya, lalu dikembangkan kapal-kapal pesiar dengan disain yang nyaman dan mewah.
Tahun 1912, kapal mewah Titanic berhasil diciptakan. Kapal ini didisain dengan mewah dan demikian rupa sehingga dijamin tak ’kan mungkin tenggelam. Namun sayang, justru pada pelayaran perdananya kapal tersebut tenggelam karena menabrak gunung es. Sebanyak 1500 penumpang yang menggunakan berbagai kelas kenyamanan ini terpaksa meninggal dalam tragedi tersebut.

Tak ingin mengulang kembali tragedi Titanic, kapal-kapal pesiar berikutnya lalu dibuat dengan ketelitian lebih seksama dan dibuat makin canggih.
Misalnya saja kapal Sun Princess yang memiliki rute mengarungi laut Karibia. Kapal ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah. Dari teater atau bioskop mini, pusat kebugaran dan kesehatan, restoran hingga lantai dansa. Kapal yang berkapasitas mengangkut 2000 penumpang ini memang berukuran besar. Panjangnya saja 261 m. Wah...wah...
Perkembangan aneka kapal laut ini memang memukau dan akan terus berkembang. Tak heran, sebab bumi kita memang kaya akan laut dan samudra...(surien)

Dimuat di Gober NOstalgia 46, Gramedia MAjalah
foto : www.travelinstyle.com

Marseille, Kota Pinggir Pantai


Prancis tak cuma dikenal sebagai kota mode dunia, tapi juga terkenal dengan berbagai lokasi wisatanya yang eksotik dan indah. Banyak tempat atau bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi di Prancis dipertahankan keasliannya hingga kini. Jadi jangan heran, kalau di salah satu provinsinya kita bisa menemukan kota kuno di pinggiran pantai…

Kota Pelabuhan
Massalla (artinya kota di pinggir laut) atau yang kini dikenal dengan Marseille (baca Marsey-red) didirikan sekitar 600 tahun SM oleh para pelaut Yunani Kuno dari Phocaea yang banyak singgah di kota ini.


Letak Marseille berada di bagian selatan Prancis dan menghadap ke arah laut Mediteranian. Karena letaknya yang strategis sebagai tempat merapatnya berbagai kapal dagang, tak heran jika saat itu para pedagang banyak berdatangan dari Spanyol, Itali, dan Portugis. Itulah sebabnya lokasi tersebut lalu dijadikan pelabuhan dagang di wilayah barat, khususnya bagi perdagangan timah.


Meskipun menjadi bagian dari wilayah Provinsi Provence, Marseille memang memiliki “jiwa” dan ciri tersendiri. Kota terbesar kedua di Prancis tersebut kini menjadi tempat pelabuhan komersial terbesar di Prancis.


Untuk menemukan keunikan dan kecantikan kota ini, cobalah untuk meninggalkan pusat kota dan jelajahi beberapa daaerah. Di Marseille paling tidak ada sekitar 100 buah bagian wilayah yang setiap bagian itu merupakan daerah pedesaan kecil yang indah, di mana kita bisa melihat sejumlah gereja dengan arsitektur yang menawan.


Pelabuhan Tua yang Indah


Jika kita tiba di Mersaille, baik menggunakan pesawat mau pun kereta, maka di sepanjang perjalanan menuju pusat kota kita akan menikmati pemandangan pinggir pantai Mediteran yang indah. Dan jika kita sampai di Vieux Port atau Pelabuhan Tua, di sana terdapat banyak kapal layar kecil milik penduduk kampung nelayan setempat yang disewakan untuk umum atau wisatawan. Kapal tersebut bisa digunakan untuk memancing maupun untuk berpesiar.
Vieux-Port kini memang menjadi tujuan wisata. Selain menyediakan berbagai penyewaan kapal, di tempat tersebut juga banyak restoran-restoran seafood dan menjadi tempat yang cocok untuk berjalan-jalan menyusuri pantai. Tak jarang, banyak orang yang penasaran datang ke tempat ini karena ingin mencoba sup seafood yang konon terkenal karena kelezatannya.


Kastil Penjara di Tengah Pulau


Dari Vieux-Port, selain bisa menggunakan kapal layar, para wisatawan juga bisa menyewa kapal boat untuk pesiar ke pulau kecil yang bisa dicapai selama 25 menit perjalanan. Nah, di pulau inilah kita bisa mengunjungi Chateau d’If, sebuah bangunan kuno peninggalan Bangsa Romawi.


Chateau d’If sendiri berupa bangunan persegi bertingkat tiga dan panjang masing-masing sisinya adalah 28 meter. Chateau ini diapit oleh tiga menara dengan pintu masuk yang besar. Bangunan ini sendiri didirikan pada tahun 1524-1531 atas perintah Raja Francois I sebagai tempat pertahanan melawan serangan dari laut.


Di pulau tersebut, selain Chateau d’I terdapat juga sebuah gereja dan rumah penjaga pulau tersebut. Konon Chateau ini selama berabad-abad terisolasi dari dunia luar dan digunakan sebagai penjara untuk tahanan politik dan agama. Lalu Chateau d’If makin populer gara-gara kisah sebuah novel karya Alexandre Dumas yang berkisah tentang Count of Monte Cristo yang dipenjara di sana.


Tempat tersebut kini dijadikan museum benda-benda bersejarah dan terbuka untuk para wisatawan umum. Bahkan, halaman Chateau yang cukup luas ini sering digunakan para wisatawan untuk berjemur sinar matahari.


Unité d’Habitation


Unité d’Habitation adalah komplek perumahan yang dibangun antara tahun 1947 dan 1952. Komplek bangunan itu terdiri dari 337 bangunan atau apartemen yang tersusun lebih dari dua belas tingkat. Dalam bangunan tersebut juga terdapat gabungan dari pertokoan, tampat olahraga, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta sebuah hotel.


Atapnya yang datar didisain berjenjang dan saling berhubungan, dengan bersusun-susun ukiran ventilasi dan sebuah kolam renang. Di dalamnya, terdapat gang-gang yang melintas sebagai pusat yang panjang di setiap lantai ketiga dari bangunan tersebut. Masing-masing apartemennya terletak dalam dua tingkat dan berhubungan dari satu sisi ke sisi bangunan lain dengan sebuah balkon.


Sang arsitekturnya, Le Corbusier, berharap bisa membangun lebih banyak lagi komplek perumahan yang serupa bentuknya dengan rencana tata kota impian ini.


Notre-dame de la Garde


Di kota romantis ini kita juga bisa menemukan sebuah bangunan peninggalan budaya nasional Notre-Dame de la Garde, yaitu sebuah Katedral Basilica yang dibangun sekitar tahun 1851-1864 dengan arsitekturnya adalah Espandieu.
Gereja Neo-Byzantine ini tingginya 162 meter. Sementara menara loncengnya memiliki tinggi sekitar 60 meter, dimana di puncaknya terdapat sebuah patung emas Bunda Maria yang sangat besar.


Katedral tersebut terletak di perbukitan terjal Brasillia, selatan Vieux Port, sehingga bisa dilihat dari kejauhan, bahkan bisa dilihat beberapa kilometer dari pantai. Dan dari atas menara katedral tersebut, kita juga bisa melihat pemandangan indah sekeliling kota.
Interior bangunan ini dibuat dengan bertahtakan pualam, mosaik atau kepingan batu, dan sejumlah mural atau dinding yang dipenuhi oleh gambar-gambar indah. Uniknya, beberapa dari dinding bangunan itu dipenuhi dengan ratusan foto-foto tua, termasuk lukisan, piagam-piagam, contoh-contoh perahu, medali-medali perang, dan bahkan kaos-kaos sepak bola hadiah dari para pemain bola dan pendukung klub sepak bola Olympique de Marseille.


Stadion Velodrome
Bagi penggemar sepak bola, nama Marseille pasti sudah akrab di telinga. Penduduk kota ini memang pecinta olah raga sepak bola. Olympique de Marseille merupakan klub sepak bola kebanggan kota ini. Dan dari klub sepak bola itulah sejumlah pemain sepak bola Perancis lahir. Sebut saja misalnya, Jean –pierre Papin, Michel Platini, dan Fabien Barthez.


Tidak heran jika lalu Stadion Velodrome menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat Marseille. Bagi wisatawan, stadion ini kemudian menjadi menarik karena daya tampungnya yang besar (cukup untuk menampung sekitar sepuluh ribu penonton), bentuknya yang unik, dan bergaya futuristik.


Stadion Velodrome, yang pernah digunakan sebagai tempat pertandingan sepak bola Piala Dunia 1998 ini, tak hanya ramai saat ada pertandingan sepak bola saja. Pada setiap akhir pekan di musim panas, tempat ini hampir selalu penuh dengan orang dewasa dan anak-anak yang memamerkan kepiawaian mereka bermain roller skate di halaman stadion. Atraksi mereka sudah pasti mengundang banyak orang untuk datang dan melihat kebolehan mereka.

Masih banyak lagi tempat-tempat menarik di Mersaille yang bisa dikunjungi. Pelabuhan dagang internasional yang ada di Mersailles memang membuka kesempatan masuknya berbagai kemajuan budaya dan perdagangan, termasuk membentuk kota Mersailles menjadi kota yang indah untuk dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya yang menawan**Surien
Dimuat di Gober NOstalgia 46, Gramedia Majalah

foto :

Freddy Mercury


Saat berita kematiannya dilansir pada tahun 1991, banyak orang yang terkejut. Sebab, kisah gemerlap kehidupannya harus berakhir karena penyakit AIDs yang dideritanya. Tragis memang, karena Freddie Mercury wafat saat karirnya sebagai penyanyi sedang berada di puncak.


Mengejar Pendidikan Formal

Nama aslinya adalah Farrokh Bulsara. Ia lahir pada 5 September 1946, di Stone Town, Zanzibar, Pulau Tazmania di Afrika, dari orangtuanya yang keturunan India Parsi, Bomi dan Jer Bulsara. Ia sebenarnya juga memiliki seorang saudara perempuan bernama Kashmira,namun sayang Kashmira meninggal sejak bayi.

Keluarganya dulu berimigrasi dari India ke Zanzibar agar Bomi bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai kasir kelas menengah di kantor kolonial milik Inggris di sana. Orang tua Farrokh lalu mengirimnya menuntut ilmu di sekolah swasta di India pada tahun 1955 hingga tahun 1963.

Di India, Farokh belajar di Sekolah asrama St. Peter di Panchgani, dekat Bombay (sekarang menjadi Mumbai). Di sekolahnya itulah pertama kali ia mendapat kesempatan untuk manggung dalam sebuah band bernama the Hectics, yang beramggotakanan lima orang. Sekolah itu jugalah yang memberi julukan Freddie padanya.

Saat ia berusia 18 tahun, Freddie lalu menamatkan sekolah menengah atasnya di ST. Mary di Mazagon. Pada waktu itu, keluarganya pindah ke Inggris akibat adanya revolusi pada 1964 di Zanzibar. Freddie lalu mengikuti keluarganya pindah ke Inggris. Setiba di sana, Freddie mengejar gelar diploma di jurusan seni dan design grafis pada Ealing Art College. Nah, kalau mau tahu, hasil belajarnya sebagai desain grafis itulah yang membantunya menciptakan logo grup musik-nya yang dibentuk di Inggris, Queen. Jadi, jelas bahwa Freddie tak mengesampingkan pendidikan formalnya, meski bakat dan kemampuan musiknya sudah menonjol sejak ia kecil.



Penyanyi Serba Bisa

Kemampuan bernyanyi Freddie juga jangan ditanya lagi. Vocalnya bisa mencapai empat oktaf. Dengan suaranya yang unik dan khas itu, Freddie mampu mencuri perhatian dunia. Tak heran jika sejak ia bergabung membentuk grup musik Queen dan menjadi vokalisnya, banyak lagu yang berhasil dipopulerkan Freddy dan hampir selalu mampu menduduki puncak tangga lagu dunia.

Keunggulan lagu-lagu dari Queen juga terletak dari liriknya yang unik namun mengena. Hebatnya, lagu-lagu yang dinyanyikan itu sebagian besar juga adalah ciptan Freddie sendiri. Sebut saja “Bohemian Rhapsody”, “Killer Queen”, “We are The Champions”, “Crazy Little Thing Called Love”, dan “Someboday to Love”. Bahkan, tak jarang lagu lawas menjadi hit kembali setelah mendapat sentuhan gubahan dari Freddie.

Keempat anggota Queen lainnya sebenarnya juga adalah penulis lagu. Meski begitu, Freddie-lah yang paling sering mendorong teman-temannya itu untuk makin produktif dalam menciptakan lagu. Jadi, tak ada istilah bersaing di antara sesama anggota band, seperti yang kerap terjadi pada grup band lainnya.



Grup dan Lagu yang Melegenda

Banyak lagu yang berhasil dipopulerkan oleh Queen melalui vocal Freddie yang memukau dan melegenda hingga kini. Namun, mungkin lagu yang paling mengesankan adalah bagaimana “Bohemian Rhapsody” tercipta. Saat lagu itu didengar oleh Roy Thomas Baker sang produser, Roy sudah terkejut dan kagum dengan lagu tersebut. Namun saat Queen hendak mengeluarkan lagu itu sebagai single di tahun 1975, banyak orang yang berpendapat bahwa dengan durasi sepanjang 5 menit dan 55 detik, lagu itu terlalu panjang dan tak kan pernah menjadi hit. Freddie sedikit banyak sempat merasa kecil hati. Namun, ia tak percaya mentah-mentah pendapat itu. Ia pun lalu meng-copy single tersebut untuk temannya yang seorang DJ radio di London, Kenny Everett.

Freddie mengatakan pada Kenny, bahwa lagu itu diberikan benar-benar secara pribadi dan tak boleh diputar di radio atau untuk umum. Tapi Kenny justru nekad memutar lagu itu di radionya, hingga empat belas kali dalam hari yang sama. Sejak saat itu, seluruh stasiun radio besar memutar secara utuh lagu itu dan, “Bohemian Rhapsody” pun menjadi hit dan menggemparkan di Inggris pada masa itu, serta menempati tangga nomer satu selama sembilan minggu.

Freddie pun bisa memamerkan senyum bangganya meskipun ada kekhawatiran bahwa lagu itu bakal dicekal karena liriknya, namun Freddie menegaskan bahwa lagu itu tak memiliki arti tertentu. Lirik lagu itu antara lain menggambarkan kekerasan hidup seorang yang miskin, dimana ibunya terpaksa membunuh orang. Diantara liriknya itu Freddie juga membubuhkan potongan ayat suci muslim. Tetapi buktinya, hingga kini lagu itu “aman-aman” saja dan tak bisa dipisahkan dari sosok seorang Freddie Mercury yang nyentrik. Selain rekaman bersama Queen, Freddie juga memiliki dua album solo berjudul “Mr. Bad Guy” (1985) dan “Barceloba” (1988).

Akhir Kisah Hidup yang Tragis

Saat Freddie masih hidup, ia dikenal memiliki pacar bernama Mary Austin. Namun, ia juga tak menutupi bahwa dirinya juga homoseksual. Dalam wawancaranya untuk New Musical Express pada 12 Maret 1974, Freddie mengakui bahwa ia memang seorang gay. Meski begitu, ia masih kerap digosipkan memiliki hubungan khusus dengan perempuan, termasuk diantaranya dengan dua sahabat perempuannya.

& nbsp; &n bsp; Freddie akhirnya melabuhkan cintanya pada Jim Hutton, pacar terakhirnya yang hidup bersama dengannya selama delapan tahun. Jim-lah yang merawat Freddie saat sakit dan menunggui Freddie hingga akhir hidupnya.

Akibat kehidupannya yang gemerlap dan bergelimang uang, Freddie memang lalu dikenal memiliki hubungan yang cukup bebas dengan seringnya berganti –ganti pasanganan. Semuanya itu terpaksa dibayar mahal saat Freddie divonis menderita AIDS pada tahun 1987. Ia sempat menyangkal bahwa dirinya mengidap AIDS. Namun pada 23 November 1991, secara resmi diumumkan bahwa Freddi memang mengidap AIDS. Sayangnya, Freddie akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di depan teman-teman dekatnya, satu hari setelah pengumuman itu diberikan pada publik. Penggemarnya tersentak dan merasa sangat kehilangan.

Sebagai seorang Parsi, pemakaman Freddie pun dilaksanakan dengan tradisi Zoroastrian. Jenazahnya di kremasi di Pemakaman Kensal Green dan tak ada yang tahu di mana abunya disimpan.

Begitu tersentak dan besarnya rasa kehilangan para penggemarnya atas berita kematian Freddie, banyak di antara mereka yang mengabaikan penyakit ganas yang dideritanya itu, termasuk berita-berita miring tentang Freddie semasa hidupnya. Kini yang masih tetap dikenang adalah lagu-lagu yang berhasil dipopulerkan Freddie. Bahkan lagu “We are The Champions” seperti menjadi lagu kebangsaan dunia untuk dikumandangkan saat merayakan suatu kemenangan. Mungkin inilah yang disebut, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan kenangan.**Surien

DDImuat di Gober Nostalgia, Gramedia majalah
foto : www.saborizante.com

Ayers Rock, Monolit Berkilau



Jika banyak orang yang terpesona oleh keindahan warna batu perhiasan atau atau permata, batu yang satu ini punya pesona tersendiri. Bukit berbatu Ayers atau Ayers Rock (Uluru), bisa mengeluarkan warna memukau… Bayangkan, bukit bebatuan yang lazimnya berwarna gelap ini justru bisa berubah warna menjadi kemerahan… Kok, bisa?

Kawasan Evolusi Alam

Benua Australia merupakan benua paling datar di dunia. Salah satu kawasan bentang alam yang terdapat di benua ini adalah kawasan plato barat, yakni kawasan luas yang dulunya merupakan ketinggian tetapi makin aus akibat erosi. Sejumlah batu yang ada di derah ini juga merupakan batu tertua di dunia. Usianya diperkirakan lebih dari 3.000 juta tahun. Sayangnya, erosi yang terjadi selama jutaan tahun membuatnya aus.

Di kawasan plato barat ini antara lain terdapat Plato Hammersley, Plato Kimberley, dan Plato Tanah Arnhem. Selain itu juga terdapat pegunungan yang sangat rendah seperti pegununvan Macdonnel dan Musgrave. Tapi yang mungkin paling menarik adalah di sana terdapat monolit (batu besar) raksasa yang disebut Ayers Rock atau Uluru.

Ayers Rock adalah monolit atau batu raksasa terbesar di dunia. Tingginya sekitar 348 meter. Yang unik dari Ayers Rock adalah warna bukit batunya bisa berubah tergantung dari posisi matahari, juga kondisi debu, kabut yang menyelubungi, dan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan atsmosfir.

Ayers Rock bisa berubah warna dari warna merah api, lembayung muda yang lembut, biru, merah muda, dan coklat. Ayers Rock terdiri atas sususan pasir yang rapi, batu kerikil, dan batu besar yang terkikis di sana pada ribuan tahun yang lalu oleh gletser. Kumpulan batu kecil secara berkelanjutan terangkat oleh tekanan bawah tanah yang membentuk jajaran pegunungan. Curah hujan yang turun membuat selubung perak di seluruh bebatuan itu. Hm..indahnya….

Daerah Berbatu yang Menawan

Secara umum, Ayers Rock berada di Northern Territory, yang meliputi hampir seperlima dari benua Australia. Di Northern Territory, keindahan alamnya memang sangat beragam. Ada wilayah yang berupa ngarai yang sangat besar, kawasan yang merupakan jajaran batu-batu polos, bukit-bukit pasir yang luas, laguna-laguna yang dalam, sungai-sungai yang berkelok, jurang-jurang yang curam namun menakjubkan, dan daerah berbukit batu yang tinggi.

Ada sebuah jalur berbahaya sepanjang 1.6 kilometer, atau 1 mil mendaki ke puncak Uluru. Jalur tersebut adalah sebuah rute perjalanan keramat. Suku Anangu yang merupakan penduduk asli setempat, lebih suka pengunjung yang menghormati wilayah mereka itu. Mereka berharap pengunjung memilih melintasi daerah itu dengan mengikuti jejak yang ada dekat Uluru, dan bukan dengan memanjatnya.

Areal pendakian di sebelah barat memang menyediakan akses menuju puncak yang hanya direkomendasikan bagi pengunjung yang kemampuan mendakinya di atas rata-rata. Jika ingin mendaki, sebaiknya jangan melenceng dari jalur yang disarankan. Sebab medan pendakian di lokasi tersebut cukup berbahaya. Selama beberapa tahun, sejumlah orang telah jatuh dari sana karena tak mampu menguasai medan pendakian. Lokasi yang paling banyak diminati para pendaki antara lain, Maggie’s Springs, Kangaroo Tail, dan The Brain.

Sementara itu, di belakangan pemandangan Ayers Rock, terdapat pegunungan Olgas yang terletak sekitar 25 km dari sana. Olgas atau yang oleh penduduk setempat dijuluki Katatjula merupakan kumpulan bebatuan, yang terbentuk akibat erosi dan bentangan waktu. Begitu indahnya pemandangan di sana, membuat lokasi tersebut menjadi sasaran favorit bagi perekam gambar professional.

Tempat Suci Aborigin

Ayers Rock atau yang penduduk setempat juluki Uluru, merupakan tempat yang suci bagi orang Aborigin. Menurut tradsisi penduduk asli setempat itu, penanggung jawab daerah Uluru adalah suku Anangua. Uluru dan daerah sekitarnya merupakan sebuah kawasan keramat bagi penduduk Anangu.

Di kaki pegunungan Ayers Rock bisa ditemukan sejumlah lukisan gua dan sejumlah pahatan yang dibuat ribuan tahun yang lampau oleh penduduk Anangu (yang terdiri dari suku Luritja , Yankuntjajara, dan Pitjantjatjara). Di area tersebut juga terdapat sejumlah tempat keramat yang tertutup untuk umum.

Uluru adalah nama yang diberikan oleh penduduk Anangu. Sedangkan nama Ayers Rock diberikan oleh penjelajah Eropa Ernest Giles yang pergi ke sana pada tahun 1872. Nama Ayers diambilnya dari nama Gubernur Australia Selatan pada saat itu, Sir Henry Ayers.

Pada tahun 1985, Pemerintah federal Australia mempertimbangkan bahwa masa depan Australia akan bisa lebih baik dengan memberikan pengelolaan Ayers Rock pada penduduk asli setempat. Dengan begitu, nilai-nilai warisan budaya dapat terjaga dengan lebih seksama. Penduduk Anangu juga bisa kembali menggunakan nama Uluru untuk monolit kebanggan mereka itu

Kini lokasi tersebut dibawah managemen penduduk setempat dan menjadi Taman Nasional. Penduduk menjalin kerjasama dengan Taman Australuia untuk mengelola Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta .

Menuju Uluru

Ada beberapa cara untuk mengunjungi Uluru. Jika ingin menggunakan jasa penerbangan, lapangan terbang terdekat berada di Alice Springs yang terletak sekitar 450km dari Uluru dan jarak tempuh sekitar 40 menit. Untuk menuju Alice Springs, tersedia beberapa jalur kereta api dari Sidney, Melbourne atau Perth yang mempunyai rute dari Adelaide.

Sedangkan perjalanan darat bisa ditempuh dari tiga jalan utama. Yakni dari Adelaide melalui Darwin, kota terdekat dengan Uluru. Bisa juga melalui Townsville ke Mt, Isa, atau dari perth melalui Victoria.

Untuk mencapai Ayers Rock, perjalanan bisa dimulai melalui kota Darwin, yang merupakan kota terdekat dengan Ayers Rock. Perjalanan darat menuju Ayers Rock ini akan mengajak para pengunjungnya untuk bisa menyaksikan sejumlah bebatuan milik penduduk Aborigin dan juga Sumur Mutitjulu.

Bagi yang gemar kemah wisata, alam terbuka di Uluru memang menjadi surga. Namun bagi yangtak suka kemah wisata, jangan khawatir… Di sekitar kawasan tersebut juga menyediakan akomodasi yang nyaman. Tapi jangan lupa, suhu yang cukup tinggi membuat kulit mudah terkena sengatan matahari dan juga dehidrasi. Karena itu jangan lupakan tabir surya, kacamata gelap, air minum yang cukup, serta.. tentu saja, kamera! ***Surien

DImuat di GOber NOstalgia 47, Gramedia Majalah
foto : www.australienbilder

Cokelat...


Kalau melihat aneka cokelat yang di jual di pasaran….Ah, pasti rasanya gemas ingin memakannya. Tapi tahukah teman-teman, dari apa asal cokelat itu dibuat? Bisa, tidak, kita membuatnya sendiri?

Asal Cokelat

Aneka permen cokelat yang kita kenal, dibuat dari tanaman cokelat atau kakao. Biji buah kakao yang telah difregmentasi, dijadikan serbuk yang disebut cokelat bubuk. Cokelat bubuk inilah yang lalu diolah menjadi aneka makanan dan minuman yang bercita rasa cokelat. Dan, sstt…tahu, tidak…Buah kakao yang tanpa biji bisa difregmentasi untuk dijadikan bahan makanan hewan ternak, lho…

Saat ini ada beragam jenis cokelat yang dijual di gerai-gerai permen atau makanan. Sebenarnya, semua cokelat itu terdiri dari tiga macam cokelat. Yakni white chocolate (cokelat berwarna putih), milk cocholate (warnanya coklat muda), dan dark chocolate (warnanya cokelat tua).

Lho, namanya cokelat tapi warnanya, kok, putih?

Sebenarnya semua jenis cokelat itu sama-sama terbuat dari lemak nabati yang berasal dari tumbuhan kakao. Cuma bedanya, cokelat putih lebih banyak mengandung susu dan tidak diberi bubuk kakao sehingga warnanya tidak berubah menjadi coklat. Milk chocolate atau cokelat susu, mengandung banyak susu tapi diberi sedikit bubuk kakao sehingga warnanya coklat muda. Sedangkan dark chocolate, tidak mengandung banyak susu tapi justru kandungan bubuk kakaonya banyak sehingga terasa lebih pahit dan berwarna coklat gelap.

Jadi, nama asal cokelat bukan berasal dari kata warna coklat. Jika kebetulan warna cokelat itu coklat, karena faktor bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, cokelat adalah chocolate dan berwarna brown (coklat).

Sejarah Ditemukannya Cokelat

Nah, dari mana sebenarnya cokelat berasal? Hm, konon zaman dahulu, penduduk Maya dan Aztek yang tinggal di Amerika Selatan adalah orang yang pertama kali menggunakan kakao sebagai campuran dalam makanan minuman mereka. Hingga pertengahan abad XVI, kakao alias cokelat akhirnya mulai dikenal oleh bangsa Sapnyol

Awalnya, bangsa Spanyol pun tidak tahu bahwa cokelat bisa dimakan.Hingga suatu ketika di masa itu, penjelajah Spanyol, Hernando Cortez, bersama anak buahnya terkesima dengan tradisi salah satu pemimpin bangsa Aztek, Montezuma, meminum “xocalat”. Minuman Xocalat itu tak lain terbuat dari campuran lumatan biji cokelat dan air dingin. Montezuma meminum cairan cokelat cokelat pahit itu dari cawan emas khusus sebanyak beberapa kali dalam sehari. Orang Spanyol lalu meniru dengan mencampurnya bersama hazelnut, almond, maupun kayu manis. Setelah itu, cokelat lalu makin populer di Amerika Utara, Afrika, hingga Asia.

Di Indonesia, tanaman cokelat sebenarnya sudah mulai dikenal sejak tahun 1560. Tapi mulai dibudidayakan secara serius pada tahun 1951.

Cokelat jadi Beragam

Setelah minuman cokelat makin populer, lalu cokelat mulai diolah menjadi aneka ragam panganan cokelat (kalau kamu pengen tahu lebih banyak tentang sejarah cokelat, baca Gober Nostalgia edisi 50, ya).

Hingga kini, perkembangan makanan dan minuman yang terbuat dari cokelat sangat luar biasa. Kita bisa menemukan aneka bentuk, warna, dan rasa dari cokelat. Bahkan kini kita bisa membuat cokelat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan olahan cokelat yang sudah banyak di jual di supermaket atau toko-toko yang khusus menjual bahan membuat kue. Dark chocolate misalnya, bisa dijadikan campuran bahan dasar membuat kue yang bercita rasa cokelat.

Selain dalam bentuk permen, makanan bercita rasa cokelat bisa kita temui dalam bentuk minuman, selai, meisess, bubuk minuman, es krim, dan masih banyak lagi.


Benarkah Cokelat Merusak Gigi?

Cokelat kadang sering dianggap sebagai biang keladi rusaknya gigi. Karena itu tidak heran kalau orang tua sering melarang kita makan cokelat. Waduh…Padahal rasa cokelat, kan, sangat enak dan sering bikin ketagihan. Apa benar cokelat merusak gigi?

Wah, menurut Drg Hasti Anestari, penyebab rusaknya gigi karena makan cokelat sebenarnya bukan disebabkan si cokelat yang berasal dari kakao. Cokelat yang sebenarnya berasa pahit, kerap diberi perasa tambahan agar rasanya manis dan beragam. Perasa atau gula yang terdapat dalam cokelat itulah yang menjadi biang perusak gigi.

Gula atau glukosa dalam mulut akan akan selalu berubah menjadi asam. Asam ini akan membuat lapisan email gigi rentan dan mudah rusak, sehingga gigi bisa berlubang. Jika kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik, cokelat yang mengandung glukosa akan berubah menjadi asam. Jika tetap melekat di gigi, tentu bisa memperbesar kemungkinan gigi cepat rusak.

Jadi, memakan cokelat atau permen lainnya sama saja. Kalau kita rajin merawat dan membersihkan gigi, tidak perlu takut untuk mengkonsumsi aneka cokelat atau permen. Gigi tetap sehat, kita pun bisa tetap makan cokelat. ***

TIPS

Membersihkah Gigi Setelah Makan Cokelat :

* Jangan mengemut permen cokelat terlalu lama.
* Jika sempat, segera sikat gigi hingga bersih.
* Makan buah-buah berserat, padat, dan tidak begitu manis bisa membantu membersihkan sisa makanan yang tertinggal di gigi. Misalnya : buah Apel dan Jambu.
* Cepat minum atau berkumur dengan air setelah makan cokelat.
* Makan permen karet. Jangan terburu-buru membuang sisa permen karet karena membantu membersihkan kotoran di gigi. Pilih yang tidak terlalu manis.

Sumber : Drg. Hasti Anestari

TIPS

Membuat Cokelat Sendiri


Membuat cokelat sendiri sebenarnya tidak susah, lho. Mau mencoba, nya?

Bahan :

* White Chocolate, potong menjadi ukuran kecil

* Pewarna dan perasa cokelat secukupnya (jika ingin diberi warna dan perasa tambahan)

* Mangkok stainless steel

* Wajan Teflon berisi air

* Sendok

* Stik/tongkat permen

* Cetakan cokelat (bisa juga menggunakan cetakan es batu)

Cara membuat :

Masukkan potongan cokelat dalam mangkok, letakkan dalam wajan teflon berisi air dan dipanaskan dengan suhu kecil. Lelehkan dan aduk terus.
Setelah meleleh dengan merata, masukkan pewarna dan perasa. Setelah itu, masukkan dalam cetakan yang telah didiamkan dalam freezer kulkas selama 10 menit.
Setelah cokelat dimasukkan dalam cetakan, masukkan ke dalam freezer kulkas selama 10 menit. Bisa juga disimpan dalam suhu ruangan yang dingin.
Setelah cokelat mengeras, tempelkan stik/tongkat permen di permen cokelat bagian belakang. Lengketkan stik tersebut dengan lelehan cokelat putih. Dinginkan kembali ke dalam freezer selama 10 menit.
Cokelat siap dimakan.
Sumber : Dapur Cokelat. (Jl. Ahmad dahlan 12, Jakarta)



Tips Menyimpan Cokelat:

* Simpan cokelat di suhu ruangan yang dingin atau dalam kulkas.
* Khusus untuk dark chocolate, tidak perlu disimpan dalam kulkas, cukup dalam ruangan bersuhu dingin.
* Jika cokelat hendak diolah kembali, hindari dari air agar struktur cokelat tidak rusak.
* Jika cokelat sudah terbuka dan masih hendak disimpan, tutup rapat agar tidak terkena air atau meleleh terkena suhu panas.
* Perhatikan masa kadarluarsa. Cokelat biasanya awet 12 bulan setelah proses pembuatan.

Sumber: Dapur Cokelat



Penulis : Rini Soewasono
Dimuat di KOmpas Anak Minggu
Foto : www.chocolatesource.com

Romy Rafael


Saat ini nama Romy Rafael dikenal sebagai pakar hipnotis pertama di Indonesia. Sejak usia enam tahun, dia sudah mulai senang menonton pertunjukan hipnotis di televisi. Dia langsung jatuh cinta pada keahlian tersebut. Di benaknya tertanam bahwa kelak dia akan menjadi salah satu pakar hipnotis yang besar.

Keinginan Romy cilik untuk belajar hipnotis nggak pernah padam. Saat remaja, dia mulai mempelajari teknik hipnotis dari berbagai referensi bacaan, baik dari buku maupun internet. Meski belum maksimal, Romy berhasil menguasai beberapa teknik hipnotis.

Dari kemampuannya yang masih terbatas itu, Romy mencoba menjajal keahliannya pada koleganya. Misalnya, membantu teman yang ingin berhenti merokok, insomia, atau sedang depresi berat. Semua berhasil di”sembuhkan” Romy dengan metode hipnotis. Sayang keinginannya untuk jadi ahli hipnotis itu ditentang orang tuanya. Soalnya menurut Romy, saat itu orang tuanya nggak melihat ada contoh orang yang bisa sukses karena keahlian bermain hipnotis. Profesi sebagai pakar hipnotis dinilai nggak bakal bisa bikin sukses. Rony lalu bertekad membuktikan bahwa pandangan orang tuanya salah.

Ketika makin mahir, Romy mencoba “menjual” keahliannya itu pada sejumlah kenalannya. Ternyata banyak yang tertarik. Kebanyakan, sih, dari kalangan orang asing.

“Waktu itu aku dibayar dengan dolar. Untuk satu kasus, biasanya aku dibayar paling nggak sekitar tiga ratus dolar,” kenangnya. Dari hasil menjual jasanya itulah Romy giat menabung, yang kemudian dipakai untuk membiayai sendiri sekolah hipnotis di Amerika.

Terjun Ke Dunia Showbiz.

Setelah 6 tahun belajar hipnotis dan hypnotherapy di Ormond McGill Complete Course tahun 1992-1995 di Santa Rosa, USA, Romy kembali ke Jakarta dan memulai “karir”nya di bidang hipnotis secara profesional. Kini dia “laris” menjadi konsultan beberapa perusahaan yang memerlukan keahliannya. Selain itu, kini dia mulai terjun ke bisnis entertainment.
Keberhasilannya itu menurut Romy antara lain didukung oleh bakat yang dimilikinya. “Kalau aku nggak punya bakat, belajar sendiri pasti males dan nggak bisa,” tutur pria yang senang berpakaian warna hitam ini.


Karena itu menurut Romy, siapa pun yang ingin belajar hipnotis haruslah punya bakat yang kuat. Selain itu, juga wajib ikut sekolah khusus belajar hipnotis. “Biar ada tentornya (pengajarnya-red) dan ada yang bisa ngarahin dengan benar,” saran Romy. Menurutnya, saat ini untuk belajar serius hipnotis terpaksa harus ke luar negeri. Soalnya, sekolah formal khusus hipnotis di Indonesia belum ada.

Meski sudah punya “jam terbang” tinggi, Romy ternyata masih sering deg-degan sebelum tampil. “Soalnya kadang ada penonton yang nggak cooperative atau nggak bisa “tembus” hipnotisnya,” bocornya. Karena itu wajar, dong, kalau Romy was-was pertunjukannya nggak sukses. “Tapi selama ini belum ada yang gagal, sih,” tambahnya buru-buru.

Lalu apa, sih, alasan Romy belajar hipnotis?

“Dengan belajar hipnotis, aku pengen bisa mempelajari berbagai karakter orang,” jelas Romy. “Aku seneng bisa ketemu berbagai jenis orang.”

Sayang menurutnya, masih banyak orang yang salah paham dan berpikir bahwa keahlian yang dimilikinya itu bisa dipakai untuk keperluan yang nggak baik. “Padahal, hipnotis itu nggak bisa dipakai untuk niat atau keperluan yang jahat, lho,” keluh Romy.

Meski sekarang Romy bisa dibilang berhasil menjadi ahli hipnotis yang pertama di Indonesia, dia nggak pernah bosen untuk tetap belajar. Ia masih tetap Romy yang dulu, yang masih rajin membaca berbagai literature untuk menambah wawasannya. Buktinya, ketika bertemu W.I.T.C.H. siang hari di sebuah café, Romy membawa “bekal” makan siangnya berupa sebuah buku lusuh yang sampul depannya saja sudah nggak utuh lagi.

“Ini buku tua, lho. Sudah susah nyarinya,” pamernya sambil tertawa. Scarft yang menghiasi kepalanya dan kedua telinganya yang masing-masing terpasang dua buah anting nggak membuat penampilannya jadi terlihat angker. Jadi kalau bertemu Romy, nggak perlu takut, deh! *** Surien

DImuat di WITCH, Gramedia Majalah

foto : microsite.detik.com