Tuesday, September 26, 2006

Bram Stoker, Dikenang Karena Drakula


Salah satu kisah novel yang meleganda adalah kisah tentang Count Dracula . Novel horror ini meledak di pasaran dan tetap dikenang dalam sejarah fiksi. Bahkan bovel ini menjadi acuan dibuatnya film-film horror bertema Drakula. Penulisnya dulu justru adalah anak yang pemalu dan sakit-sakitan.

Waktu Kecil Sakit-sakitan

Bram Araham Stoker, sang penulis novel Dracula dilahirkan di Dublin, Irlandia pada 8 November 1847. Ayahnya tak lain adalah pegawai negeri dan ibunya adalah pekerja sukarela dan penulis. Stoker sendiri merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.

Pada masa kecilnya, Stoker adalah anak yang sakit-sakitan. Penyakit yang menyerang Stoker pada saat itu tak bisa diketahui dengan jelas oleh dokter. Maka, hingga usia tujuh tahun, Stoker lebih banyak menghabiskan hari-harinya di tempat tidur. Nah, di saat itu ibunya kerap membacakan kisah-kisah horror kepada Stoker. Kisah –kisah itulah yang tertanam betul dalam ingatan dan daya hayalnya.

Selain memiliki tubuh yang rentan, di masa remajanya Stoker lalu dikenal sebagai remaja yang pemalu dan kutu buku. Maka, untuk menutupi kekurangannya itu Stoker lalu beruusaha aktif di olaharaga sebagai atlet.

Dekat dengan Orang Penting

Stoker muda lalu menuntut ilmu di bidang matematika di Trinity College, Dublin. Saat menimba ilmu di universitas inilah Stoker berhasil menakklukkan sifat pemalunya.

Pada tahun 1876, Stoker bertemu dengan Sir Henry Irving, sang actor terkenal di masa itu. Dia menerima tawaran bekerja sebagai seketaris pribadi Irving dan bisnis manager Irving’s Lyceum Theater. Stoker lalu ikut tinggal di London pada tahun 1878. Stoker bekerja dengan setia untuk Irvings hingga aktor tersebut meninggal pada tahun 1906.Hubungan Stoker dengan Irving sangat baik dan dekat. Konon, Irvinglah yang menjadi tokoh acuan Stoker untuk novel “Dracula”-nya yang terkenal itu.

Stoker juga aktif di kegiatan kampusnya serta menjadi ketua komuniktas filosofis dan komunitas sejarah. Posisinya pada komunitas tersebut membuat Stoker berhubungan dengan para kaum elite di Dublin. Dia menjadi tamu tetap dari Sir William dan Lady Wilde, orang tua dari Oscar Wilde, seorang dramawan dari Inggris. Stoker ini sempat bersaing dengan Oscar Wilde untuk mempersunting Florence Balcome, seorang aktris cantik masa itu. Namun Florence memilik Stoker dan mereka lalu menikah pada tahun 1878 itu juga. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak bernama Noel, yang lair di tahun 1879.

Stoker sangat tertarik pada puisi romantis. Itu sebabnya selama masa study-nya di Trinity College, dia berkorespondensi secara aktif dengan Walt Whitman, seorang penyair dari Amerika. Hubungan mereka sangat baik hingga Whitman wafat.

Stoker juga lalu mencoba bekerja sebagai jurnalis paruh waktu, kritikus drama, editor pada media cetak “Evening Mail”, dan lalu kemudian sebagai editor di “Irish Echo”.

Aktif Menulis Buku

Setelah lulus kuliah di tahun 1867, dia lalu bekerja sebagai pegawai negeri di Dublin Castle. Bekerja sebagai pegawai negeri sebenarnya bukanlah keinginannya, melainkan usaha Stoker untuk menyenangkan hati ayahnya. Stoker muda sebenarnya ingin menjadi penulis, namun ayahnya ingin dirinya mengikuti jejak hidupnya sebagai pegawai negeri.

Selama hampir delapan tahu bekerja sebagai pegawai negeri, Stoker menulis beberapa buku. Diantaranya adalah kisah fantasi berjudul, “The Cyrstal Cup”, serial horor yang terdiri dari empat buku berjudul “The Chain of Destiny”, dan “The Shamrock”.

Sebelum meninggalkan Irlandia dan pindah ke London untuk bekerja dengan Irvings, Stoker sempat menerbitkan buku pertamannya berjudul “The Duties of Clerks of Petty Sessions in Ireland”. Buku ini sebenarnya adalah kisah pengalamannya saat dia bekerja sebagai pegawai negeri. Setelah pindah London mengikuti Iriving, Stoker juga mulai menulis serial novel dan cerita pendek. Cerpen pertamanya adalah “The Snake’s Pass”.

Saat pindah ke London, Stoker lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja untuk Irving ketimbang bersama keluarganya. Ada sejumlah tur rutin dan promosi yang selalu dilakukan di sepanjang Kepulauan Britania dan sepanjang Utara Amerika. Di masa-masa itulah Stoker menulis Novel terbaiknya, “Dracula” yang diterbitkan pada 1897.

Novel Dracula tersebut memang meledak di pasaran dan bahkan masih dicari pembaca hingga kini. Stoker menulis sekitar delapan puluh buku. Namun “Dracula” itulah novel yang paling sukses di pasaran. Setelah Irving meninggal, Stoker tetap menulis fiksi dan bekerja untuk sebuah surat kabar hingga dia meninggal di tahun 1912 pada usia 64 tahun karena terlalu letih.

Stoker Awards

Atas kesuksesan novel Dracula yang melegenda itu, kini setiap tahun Horror Writer’s Association (Perkumpulan Penulis Horor) mengadakan pemberian penghargaan dengan menggunakan nama Stoker. Penghargaan itu tak lain adalah Stoker awards.

Stoker Awards ini diadakan bukan sebagai kompetisi di antara para penulis horor, melainkan sebagai ajang untuk saling mendukung di antara sesama penulis. Bahkan penghargaan yang diberikan setiap tahun pada para penulis horor ini bukan sebagai tanda “penulis terbaik tahun ini” melainkan sebagai “Superior achievements”.

Penghargaan pertama Stoker Awards diberikan pertama pada 1988 dan tetap diadakan secara rutin hingga kini. Sejak tahun 2001, Stoker Awards diadakan untuk dua belas kategori. Sedangkan patung penghargaan Stoker Awards itu sendiri berbentuk rumah hantu yang penuh daya khayal setinggi delapan inci . Patung ini sengaja dirancang oleh pematung terkenal, Steven Kirk.

Begitulah sepanjang masa dengan berbagai cara. Bram Stoker membuktikan hal itu. Bahkan hingga kini, belum ada novel horor yang mampu mengalahkan popularitas dan kesuksesan dari novel Dracula-nya, yakni kisah yang berangkat dari dongeng sebelum tidur dari ibunya dulu.**Surien

Dimuat di gober nostalgi 48, gramedia majalah
Foto : eric.b.olsen.tripod.com

No comments: