Prancis tak cuma dikenal sebagai kota mode dunia, tapi juga terkenal dengan berbagai lokasi wisatanya yang eksotik dan indah. Banyak tempat atau bangunan kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi di Prancis dipertahankan keasliannya hingga kini. Jadi jangan heran, kalau di salah satu provinsinya kita bisa menemukan kota kuno di pinggiran pantai…
Kota Pelabuhan
Massalla (artinya kota di pinggir laut) atau yang kini dikenal dengan Marseille (baca Marsey-red) didirikan sekitar 600 tahun SM oleh para pelaut Yunani Kuno dari Phocaea yang banyak singgah di kota ini.
Letak Marseille berada di bagian selatan Prancis dan menghadap ke arah laut Mediteranian. Karena letaknya yang strategis sebagai tempat merapatnya berbagai kapal dagang, tak heran jika saat itu para pedagang banyak berdatangan dari Spanyol, Itali, dan Portugis. Itulah sebabnya lokasi tersebut lalu dijadikan pelabuhan dagang di wilayah barat, khususnya bagi perdagangan timah.
Meskipun menjadi bagian dari wilayah Provinsi Provence, Marseille memang memiliki “jiwa” dan ciri tersendiri. Kota terbesar kedua di Prancis tersebut kini menjadi tempat pelabuhan komersial terbesar di Prancis.
Untuk menemukan keunikan dan kecantikan kota ini, cobalah untuk meninggalkan pusat kota dan jelajahi beberapa daaerah. Di Marseille paling tidak ada sekitar 100 buah bagian wilayah yang setiap bagian itu merupakan daerah pedesaan kecil yang indah, di mana kita bisa melihat sejumlah gereja dengan arsitektur yang menawan.
Pelabuhan Tua yang Indah
Jika kita tiba di Mersaille, baik menggunakan pesawat mau pun kereta, maka di sepanjang perjalanan menuju pusat kota kita akan menikmati pemandangan pinggir pantai Mediteran yang indah. Dan jika kita sampai di Vieux Port atau Pelabuhan Tua, di sana terdapat banyak kapal layar kecil milik penduduk kampung nelayan setempat yang disewakan untuk umum atau wisatawan. Kapal tersebut bisa digunakan untuk memancing maupun untuk berpesiar.
Vieux-Port kini memang menjadi tujuan wisata. Selain menyediakan berbagai penyewaan kapal, di tempat tersebut juga banyak restoran-restoran seafood dan menjadi tempat yang cocok untuk berjalan-jalan menyusuri pantai. Tak jarang, banyak orang yang penasaran datang ke tempat ini karena ingin mencoba sup seafood yang konon terkenal karena kelezatannya.
Kastil Penjara di Tengah Pulau
Dari Vieux-Port, selain bisa menggunakan kapal layar, para wisatawan juga bisa menyewa kapal boat untuk pesiar ke pulau kecil yang bisa dicapai selama 25 menit perjalanan. Nah, di pulau inilah kita bisa mengunjungi Chateau d’If, sebuah bangunan kuno peninggalan Bangsa Romawi.
Chateau d’If sendiri berupa bangunan persegi bertingkat tiga dan panjang masing-masing sisinya adalah 28 meter. Chateau ini diapit oleh tiga menara dengan pintu masuk yang besar. Bangunan ini sendiri didirikan pada tahun 1524-1531 atas perintah Raja Francois I sebagai tempat pertahanan melawan serangan dari laut.
Di pulau tersebut, selain Chateau d’I terdapat juga sebuah gereja dan rumah penjaga pulau tersebut. Konon Chateau ini selama berabad-abad terisolasi dari dunia luar dan digunakan sebagai penjara untuk tahanan politik dan agama. Lalu Chateau d’If makin populer gara-gara kisah sebuah novel karya Alexandre Dumas yang berkisah tentang Count of Monte Cristo yang dipenjara di sana.
Tempat tersebut kini dijadikan museum benda-benda bersejarah dan terbuka untuk para wisatawan umum. Bahkan, halaman Chateau yang cukup luas ini sering digunakan para wisatawan untuk berjemur sinar matahari.
Unité d’Habitation
Unité d’Habitation adalah komplek perumahan yang dibangun antara tahun 1947 dan 1952. Komplek bangunan itu terdiri dari 337 bangunan atau apartemen yang tersusun lebih dari dua belas tingkat. Dalam bangunan tersebut juga terdapat gabungan dari pertokoan, tampat olahraga, fasilitas pendidikan dan kesehatan, serta sebuah hotel.
Atapnya yang datar didisain berjenjang dan saling berhubungan, dengan bersusun-susun ukiran ventilasi dan sebuah kolam renang. Di dalamnya, terdapat gang-gang yang melintas sebagai pusat yang panjang di setiap lantai ketiga dari bangunan tersebut. Masing-masing apartemennya terletak dalam dua tingkat dan berhubungan dari satu sisi ke sisi bangunan lain dengan sebuah balkon.
Sang arsitekturnya, Le Corbusier, berharap bisa membangun lebih banyak lagi komplek perumahan yang serupa bentuknya dengan rencana tata kota impian ini.
Notre-dame de la Garde
Di kota romantis ini kita juga bisa menemukan sebuah bangunan peninggalan budaya nasional Notre-Dame de la Garde, yaitu sebuah Katedral Basilica yang dibangun sekitar tahun 1851-1864 dengan arsitekturnya adalah Espandieu.
Gereja Neo-Byzantine ini tingginya 162 meter. Sementara menara loncengnya memiliki tinggi sekitar 60 meter, dimana di puncaknya terdapat sebuah patung emas Bunda Maria yang sangat besar.
Katedral tersebut terletak di perbukitan terjal Brasillia, selatan Vieux Port, sehingga bisa dilihat dari kejauhan, bahkan bisa dilihat beberapa kilometer dari pantai. Dan dari atas menara katedral tersebut, kita juga bisa melihat pemandangan indah sekeliling kota.
Interior bangunan ini dibuat dengan bertahtakan pualam, mosaik atau kepingan batu, dan sejumlah mural atau dinding yang dipenuhi oleh gambar-gambar indah. Uniknya, beberapa dari dinding bangunan itu dipenuhi dengan ratusan foto-foto tua, termasuk lukisan, piagam-piagam, contoh-contoh perahu, medali-medali perang, dan bahkan kaos-kaos sepak bola hadiah dari para pemain bola dan pendukung klub sepak bola Olympique de Marseille.
Stadion Velodrome
Bagi penggemar sepak bola, nama Marseille pasti sudah akrab di telinga. Penduduk kota ini memang pecinta olah raga sepak bola. Olympique de Marseille merupakan klub sepak bola kebanggan kota ini. Dan dari klub sepak bola itulah sejumlah pemain sepak bola Perancis lahir. Sebut saja misalnya, Jean –pierre Papin, Michel Platini, dan Fabien Barthez.
Tidak heran jika lalu Stadion Velodrome menjadi salah satu tempat favorit bagi masyarakat Marseille. Bagi wisatawan, stadion ini kemudian menjadi menarik karena daya tampungnya yang besar (cukup untuk menampung sekitar sepuluh ribu penonton), bentuknya yang unik, dan bergaya futuristik.
Stadion Velodrome, yang pernah digunakan sebagai tempat pertandingan sepak bola Piala Dunia 1998 ini, tak hanya ramai saat ada pertandingan sepak bola saja. Pada setiap akhir pekan di musim panas, tempat ini hampir selalu penuh dengan orang dewasa dan anak-anak yang memamerkan kepiawaian mereka bermain roller skate di halaman stadion. Atraksi mereka sudah pasti mengundang banyak orang untuk datang dan melihat kebolehan mereka.
Masih banyak lagi tempat-tempat menarik di Mersaille yang bisa dikunjungi. Pelabuhan dagang internasional yang ada di Mersailles memang membuka kesempatan masuknya berbagai kemajuan budaya dan perdagangan, termasuk membentuk kota Mersailles menjadi kota yang indah untuk dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya yang menawan**Surien
Dimuat di Gober NOstalgia 46, Gramedia Majalah
No comments:
Post a Comment