Salah satu make-up artis yang saat ini sedang naik daun adalah Dwi Purnomo Sikie. Konon, Sikie mampu membuat wajah para selebrities yang ditanganinya jadi lebih tirus dan tentunya lebih cantik.
Bukan Perjalanan Mulus
Kini nama Sikie sebagai make-up artis memang cukup dikenal. Namun perjalanan karir lajang kelahiran Jember 24 Februari 1968 ini tak selalu mulus.
Ketertarikannya pada tata rias wajah bermula saat masih SMP di Jember, Sikie diajak menemani tantenya ke salon. Dia berpikir betapa enaknya kerja di salon, banyak orang yang datang dan sepertinya uang mudah mengalir. Sikie juga kagum melihat kecakapan orang salon yang bisa mengubah penampilan orang jadi lebih cantik. Dia pun lalu tertarik untuk mencoba.
Setelah pindah ke Surabaya, Sikie ingin bereksperimen mengeriting rambut salah satu tantenya. Rambut yang harusnya hanya digulung sebentar, sengaja Sikie biarkan hingga empat jam. Dia berpikir, makin lama pastilah keritingnya makin bagus dan akan tahan lama. Ternyata hasilnya… hancur lebur. Rambut tantenya justru tidak karuan. Sikie kena omel habis-habisan.
Namun kejadian itu justru memacu Sikie untuk lebih maju dan belajar. “Kalau orang lain bisa, kok saya nggak bisa?” begitu prinsip Sikie.Dia lalu minta izin orang tuanya untuk ikut kursus kecantikan. Semula keinginanan itu ditentang oleh orang tuanya. Apalagi kondisi perekonomian keluarganya saat itu pun kurang mendukung.Sikie pantang menyerah.
Dia mendaftarkan diri di Sekolah Pusat Pendidikan Kecantikan Citra Henny di Surabaya untuk belajar penataan rambut selama 8 bulan. Untuk bisa membayar uang kursus, pulang sekolah Sikie terpaksa bekerja sebagai sales barang elektronik. Barulah sorenya dia mengikuti kursus. Bahkan Sikie harus kerja serabutan di tempat kursusnya agar bisa mendapat upah tambahan untuk membayar sisa biaya kursus. Oleh Ibu Henny sang pemilik kursus, Sikie juga diajarkan tentang tata rias wajah.
Hubungannya yang baik dengan Ibu Henny itulah yang membuatnya hijrah ke Jakarta selulus SMA. Di Jakarta Sikie bekerja di salon sambil mengikuti kursus selama 3 bulan untuk mendalami tatatan rambut dan make-up wajah. “Nggak bisa lama-lama, wong duit e wae gak ono (duitnya aja nggak ada—Red),” ujar Sikie dengan logatnya yang kadang masih medok Jawa Timur-an.
Mulai jadi make-up artist
Berbekal kemampuan yang ada, pada 1990 dia mengikuti lomba tata rias rambut tingkat nasional, dan berhasil meraih juara pertama kategori Evening Style sebagai utusan dari DKI Jakarta. Sikie pun mulai mencoba jadi make-up artist dengan merias sejumlah artis yang sedang merintis karir seperti, Shanaz Haq, Krisdayanti, Cut Keke, Amara, dan Sarah Azhari.
Sikie lalu bekerja di salon House of Beauty. Di salon langganan para ibu pejabat inilah dia bekenalan dengan Ibu Ali Alatas yang merekomendasikannya pada Ibu Lili Sobari. Ibu Lili lalu mengajaknya bekerja di Australia selama beberapa tahun. Di sana Sikie mendalami make-up di Allan Studio College, dan di Saint Monica yang ada di Melbourne dan Sydney. Saat kembali ke Indonesia tahun 1998, Sikie tekun menawarkan jasanya ke berbagai media cetak dan production house.
Setelah bekerja di Make-up Forever, namanya mulai dikenal banyak orang. Dia pun mulai berkosntrasi pada make-up artist. Saat ini Sikie banyak menangani tata rias sejumlah selebrities top Indonesia, antara lain Alya Rohali, Yuni Shara, dan Nafa Urbach. Siapa sangka, pemuda Jember yang dulu gajinya di salon per bulan cuma Rp 15.000, kini telah mapan dengan profesi yang diimpikannya.**SurienDmuat di forGIRLS, terbitan Disney _Gramedia
No comments:
Post a Comment